SOLOPOS.COM - Walikota Jogja, Haryadi Suyuti (JIBI/Harian Jogja/dok)
Pilkada Jogja PPP menyatakan dukungan terhadap balon.
Harianjogja.com, JOGJA –Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Jogja menyatakan telah mengunci bursa calon walikota dan wakil walikota Jogja hanya pada dua nama, yakni Haryadi Suyuti dan Ahmad Syauqi Suratno. Kedua nama bakal calon itu kini masih dipertimbangkan siapa yang layak untuk didukung dalam pilwalkot 2017 mendatang.
Menurut Anggota Lajnah Pemenangan Pemilu (LP2) DPC PPP Kota Jogja, Untung Supriyanto, pilihan kepada dua nama bakal calon itu untuk mengantisipasi ada yang tidak mendapat tiket sebagai bakal calon yang diusung dari partai politik. Sebab PPP Kota Jogja dalam posisi mendukung dan tidak menjadi bagian dari pemberi tiket pada bakal calon. PPP hanya memiliki empat kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jogja.
Untung mengaku tidak ingin gegabah menentukan duluan salah satu dari dua nama bakal calon itu, meski kedua nama itu cukup tinggi elektabilitasnya dibanding beberapa bakal calon yang masuk dalam bursa pencalonan. Sebab, partai politik pengusung juga masih memetakan untung rugi. Pemetaan politik itu, diakuinya bukan hanya untuk pilwakot Jogja 2017 mendatang.
Namun lebih jauh lagi untuk kepentingan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2019 mendatang. “Pilkada ini menjadi ajang konsolidasi untuk pemilu 2019,” ujar Untung yang juga Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Kota Jogja.
Diketahui Haryadi Suyuti sudah mendapat surat keputusan (SK) dari DPP Golkar untuk maju sebagai calon walikota. Namun SK tersebut belum mencantumkan siapa bakal wakilnya. Karena itu DPD Golkar Kota Jogja tengah menjalin komunikasi dengan sejumpah partai untuk berkoalisi dan mencari bakal wakil Haryadi.
Sementara Syauqi meski pun bukan orang partai politik, ia ikut dalam penjaringan bakal calon dari Partai Gerindra Kota Jogja. Ia juga rajin berkomunikasi dengan elemen masyarakat dan beberapa partai. Syauqi mengakui sudah bertemu dengan LP2 PPP, namun ia mengaku pertemuan itu hanya diskusi soal rencana pembangunan Kota Jogja ke depan.