Jateng
Kamis, 25 Agustus 2016 - 11:50 WIB

HAJI 2016 : 19 Warga Jateng Ditahan di Filipina, Polda Telusuri Latar Belakang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jemaah haji Indonesia (JIBI/Solopos/Antara)

Haji 2016 diwarnai penahanan 19 warga Jateng di Filipina gara-gara penggunaan paspor ilegal.

Semarangpos.com, SEMARANG — Polda Jateng menelusuri latar belakang 19 warga provinsi ini yang ditahan di Filipina karena menggunakan paspor palsu negara tersebut untuk berangkat ke Arab Saudi guna  beribadah pada musim haji 2016.

Advertisement

“Kami masih berkoordinasi dengan Keimigrasian dan Kementerian Agama untuk mengatahui asal usulnya,” aku Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono di Semarang, Rabu (24/8/2016).

Menurut dia, informasi yang ditelusuri tersebut berkaitan dengan alasan keberangkatan mereka melalui Filipina. “Apakah sebenarnya mereka tenaga kerja di sana kemudian diberangkatkan atau bagaimana, masih ditelusuri,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Tengah mencatat 19 dari 177 calon haji asal Indonesia yang ditahan di Filipina yang menggunakan paspor palsu untuk berangkat ke Tanah Suci, berasal dari Jawa Tengah.

Advertisement

“Sudah dicek, ada 19 orang yang paspornya berasal dari Jawa Tengah,” kata Kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Tengah Bambang Sumardiono.

Paspor 19 warga tersebut diterbitkan dari Kantor Imigrasi Semarang dan Pati. Bambang sendiri tidak mengetahui dari mana keberangkatan ke-19 orang tersebut saat menuju Filipina.

Sebanyak 177 WNI diamankan di Filipina karena menggunakan paspor palsu untuk berangkat haji melalui negara tersebut. Paspor palsu yang dipegang para WNI tersebut diperoleh dari sekelompok warga Filipina yang bekerja pada jasa layanan pemberangkatan ibadah haji di Filipina.

Advertisement

Dengan membayar US$6.000 hingga US$10.000 , mereka dapat berangkat haji dengan menggunakan kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada jemaah haji Filipina. Ternyata, para anggota jemaah WNI itu diturunkan dari pesawat karena tidak bisa berbicara dalam bahasa Tagalog.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Kata Kunci : Haji 2016 Haji Jateng
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif