Jogja
Kamis, 25 Agustus 2016 - 12:20 WIB

FASILITAS DIFABEL : Dibuka Pelatihan Kerja untuk 16 Difabel di Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Terbatas secara fisik, Purwanto warga Desa Wiladeg, Gunungkidul tetap mandiri. (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Fasilitas difabel diberikan oleh BLK Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-— Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul membuka peluang sebanyak 16 kuota untuk masyarakat berkebutuhan khusus untuk melakukan pelatihan di Balai latihan Kerja (BLK) di Desa Siraman,Wonosari, Gunungkidul.

Advertisement

Pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan keterampilan pada masyarakat agar mampu produktif meskipun dalam keterbatasan.

Kepala Dinsosnakertrans Gunungkidul, Dwi Warna widi Nugraha mengatakan bahwa kesempatan tersebut dibuka bagi penyandang difable dengan kemampuan ekonomi yang lemah. Pemberdayaan tersebut sebisa mungkin menyasar difable produktif yang berekonomi lemah.

“Nanti dipilih untuk melakukan pelatihan di BLK, kalau yang sudah mampu kalau bisa justru diharapkan dapat ikut membantu,” kata dia.

Advertisement

Dwi warna mengatakan bahwa perhatian pemerintah baik Kementerian Sosial, Pemda DIY, cukup besar kepada penyandang Disabilitas. Untuk itu, pemkab sebagai pemerintah yang paling dekat jangkauannya berupaya memberikan perhatian serupa atau bahkan lebih melalui pembekalan keterampilan.

Sementara itu, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsosnakertrans Gunungkidul, Winarto mengatakan bahwa selama ini pemkab memang memiliki keterbatasan dalam memberikan perhatian kepada para penyandang disabilitas.

Namun pemkab tetap mengusahakan agar para penyandang disabilitas, khususnya yang memiliki kemampuan ekonomi rendah dapat memiliki kemampuan dalam menghasilkan sebuah karya.

Advertisement

Ia mengatakan beberapa kali kursus keterampilan diadakan bagi penyandang disabilitas yang berpotensial. Salah satunya yakni pelatihan keterampilan selama enam bulan di Pundong, Bantul. Nantinya para difable akan belajar menekuni satu atau lebih keterampilan sehingga dapat berkarya secara mandiri.

“Kami [Pemkab] boleh mengirimkan difabel yang mau berlatih disana sampai profesional. Beberapa orang dari Gunungkidul yang dulu berlatih pun kini sudah terampil dan mendirikan usaha sendiri,” kata Winarto.

Meskipun begitu, menurutnya persoalan difabel tak pernah ada habisnya. Meskipun telah diberikan pelatihan hingga profesional, jika harus berhadapan manusia yang normal sedikit atau banyak faktor minder pasti muncul. Namun ia tetap optimis, dengan perhatian yang diberikan pemerintah dapat membuat mereka lebih bersemangat menjalani hidup di masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif