Teknologi
Kamis, 25 Agustus 2016 - 21:10 WIB

Astronom Kembangkan Gerhana Matahari Buatan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerhana matahari total di atas Pulau Ternate, Sulawesi, Indonesia, Rabu (9/3/2016) (JIBI/Solopos/Reuters/Beawiharta)

Gerhana matahari buatan akan diciptakan oleh astronom.

Solopos.com, SOLO – Fenomena alam langka gerhana matahari selalu menjadi perhatian seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu. Seiring kemajuan di bidang teknologi, astronom berambisi menciptakan gerhana matahari buatan.

Advertisement

Astronom di European Space Agency (ESA) menggunakan satelit yang dapat menghalangi sinar Matahari. Mereka kemudian akan mempelajari atmosfer terluar yang selama ini sulit dipahami.

Misi tersebut akan mulai dilancarkan seiring dengan peluncuran satelit Proba-3 milik ESA di 2019. Satelit pertama akan diorbitkan pada ketinggian 150 meter dari permukaan Bumi. Sedangkan yang kedua, akan memiliki posisi yang sama berkisar 1 milimeter dari error.

Satelit pertama yang disebut Occulter akan memiliki sebuah payung dengan lebar yang cukup untuk menghalangi masuknya sinar matahari dari satelit kedua yang disebut Coronagraph. Karena matahari bercahaya satu juta kali dari korona, penanganan mengenai efek induksi akan sangat penting untuk dijaga.

Advertisement

“Kami memiliki dua instrumen kapal ilmiah. Yang utama ialah ASPICS, sebuah coronagraph untuk mengobservasi korona dalam pandangan cahaya, sedangkan DARA yang merupakan radiometer, mengukur total radiasi yang datang dari matahari,” ungkap Damien Galano, Manager Proba-3 seperti dilansir Okezone dari Digital Trends, Kamis (25/8/2016).

Meski misi utama dari kedua satelit tersebut untuk mengamati korona matahari, ESA berharap Proba-3 akan membuktikan dua satelit kecil dapat melakukan salah satu tugas dari satelit ukuran besar yakni dengan sumber daya yang rendah untuk keperluan masa depan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif