Jogja
Rabu, 24 Agustus 2016 - 12:46 WIB

PERTANIAN BANTUL : Produksi Tembakau Anjlok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tembakau (Dok/JIBI)

Pertanian Bantul untuk kategori tembakau tahun ini jumlah produksinya anjlok

Harianjogja.com, BANTUL– Lahan tembakau di Bantul pada musim tanam kali ini menurun drastis akibat hujan berkepanjangan. Harga tembakau melambung hingga Rp100.000 per kilogram.

Advertisement

Petani tembakau sekaligus Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (Apti) Bantul Sukro Nur Harjono mengatakan, tahun ini lahan tembakau di Bantul hanya sekitar 100 hektare.

“Padahal dalam kondisi normal luas lahan tembakau di Bantul mencapai 350 hektare,” terang Sukro Nur Harjono, Selasa (23/8/2016).

Advertisement

“Padahal dalam kondisi normal luas lahan tembakau di Bantul mencapai 350 hektare,” terang Sukro Nur Harjono, Selasa (23/8/2016).

Pada kondisi normal, satu hektare tembakau menghasilkan sekitar 1,5 ton tembakau rajang kering. Artinya pada kondisi normal, Bantul mampu memproduksi hingga 525.000 kilogram tembakau rajang kering dengan asumsi lahan seluas 350 hektare.

Saat ini, dengan luas lahan hanya sekitar 100 hektare, Kabupaten Bantul hanya mampu memproduksi 150.000 kilogram tembakau.

Advertisement

Anjloknya produksi tembakau memicu kenaikan harga jual komoditas tersebut hingga berkali lipat. Saat ini, harga tembakau rajang kering mencapai Rp80.000 hingga Rp100.000 per kilogram.

Saat produksi normal, harga teembakau khas lokal Bantul yang disebut Kedusili dibanderol seharga Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram. Tembakau tersebut sebagian dijual ke pabrik-pabrik rokok di DIY maupun luar daerah. Sebagian lainnya dijual di pasar lokal di DIY.

Sukro Nur Harjono berharap, Pemkab Bantul turut membantu petani tembakau yang kini terpuruk akibat cuaca buruk. Antara lain memperbesar alokasi dana bagi hasil cukai tembakau ke para petani tembakau. Selama ini kata dia, alokasi dana cukai tembakau lebih banyak digelontorkan ke bidang kesehatan.

Advertisement

“Untuk petani tembakau tidak lebih dari Rp1 miliar sedangkan bidang kesehatan mencapai lebih dari Rp3 miliar,” paparnya lagi.

Dana cukai tembakau yang digelontorkan ke petani dapat membantu pengadaan pupuk maupun benih sehingga mengurangi beban petani yang telah merugi akibat cuaca buruk.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Bantul Pulung Haryadi mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari petani ikhwal kerusakan tanaman tembakau akibat hujan berkepanjangan.

Advertisement

“Sementara belum ada laporan gagal panen. Desa Selopamioro [sentra tembakau] justru akan panen September ini,” kata Pulung Haryadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif