Soloraya
Rabu, 24 Agustus 2016 - 08:30 WIB

PASAR TRADISIONAL SOLO : Hari Ini, Pedagang Pasar Rejosari Jebres Harus Pindah Ke Pasar Darurat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pasar tradisional Solo, Pedagang Pasar Rejosari resmi pindah ke pasar darurat.

Solopos.com, SOLO–Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo meminta kepada pedagang di Pasar Rejosari, Purwodiningratan, Jebres pindah ke pasar darurat, Rabu (24/8/2016). Sehari sebelum pedagang menempati pasar darurat, fasilitas listrik di pasar belum bisa menyala.

Advertisement

Kepala Pasar Rejosari, Murdi, mengatakan sesuai jadwal yang dibuat DPP pasar darurat selesai dibangun pada pekan ketiga Agustus. Setelah itu, pedagang harus sudah menempati pasar darurat pada pekan keempat Agustus atau tepatnya pada hari Rabu.

“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada pedagang terkait pelaksanaan revitalisasi Pasar Rejosari,” ujar Murdi saat ditemui Solopos.com di pasar darurat Rejosari.

Advertisement

“Kami sudah melakukan sosialisasi kepada pedagang terkait pelaksanaan revitalisasi Pasar Rejosari,” ujar Murdi saat ditemui Solopos.com di pasar darurat Rejosari.

Menurut Murdi, pedagang sudah diberikan sosialisasi tentang rencana merobohkan pasar lama, pembangunan pasar baru hingga penempatan pasar darurat. Pedagang diminta mematuhui aturan yang sudah disepakati bersama agar pelaksanaan revitalisasi pasar selesai tepat waktu.

“Hari Rabu batas terakhir pedagang harus menempati pasar darurat. Kami sudah memastikan pasar darurat layak ditempati pedagang,” kata dia.

Advertisement

“Kami tidak melakukan pengundian dalam penempatan pedagang kios dan los di pasar darurat. Pengundian hanya berlaku bagi pedagang oprokan,” kata dia.

Ia mengatakan hasil pengecekan pembangunan pasar darurat sudah selesai semua. Hanya ada sejumlah fasilitas yang belum bisa digunakan seperti tempat mandi, cuci, kakus (MCK) dan listrik. Murdi memastikan semua fasilitas yang ada di pasar darurat akan bisa dimanfaatkan pedagang pada Rabu.

Sementara itu, salah seorang pedagang kios, Bambang, mengatakan listrik di kios miliknya belum menyala. Fasilitas listrik sangat penting karena kondisi di dalam kios sangat gelap.

Advertisement

“Saya baru memindahkan semua barang dagangan dari pasar lama ke pasar darurat. Harapannya DPP memenuhui janjinya memberikan fasilitas listrik di kios dan los pasar darurat,” kata dia.

Ia menambahkan kondisi pasar darurat juga tidak ada penutupnya sehingga pedagang harus keluar biaya sendiri. Untuk membuat penutup kios di pasar darurat telah menghabiskan uang senilai Rp200.000.

“Seharusnya DPP membuatkan penutup kios tidak dibebankan kepada pedagang. Saya sebenarnya keberatan tetapi tidak bisa berbuat banyak,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif