Sport
Rabu, 24 Agustus 2016 - 22:15 WIB

OLIMPIADE 2016 : Susi Susanti: Persaingan Bulu Tangkis Dunia Kian Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pebulutangkis muda mendapat kesempatan bertemu dengan legenda bulutangkis Alan Budikusuma dan Susi Susanti saat Coaching clinic sebelum berlaga dalam Daihatsu Astec open 2016 di Sritex arena, Sriwedari, Solo, Rabu (24/8). (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Olimpiade 2016 diwarnai dengan Indonesia yang meraih medali emas di cabang bulu tangkis

Solopos.com, SOLO – Pasangan legenda bulu tangkis, Alan Budikusuma dan Susi Susanti, menilai Indonesia harus bekerja keras dan ekstra waspada menghadapi Olimpiade 2020 karena dominasi Asia di cabang bulu tangkis mulai luntur.

Advertisement

Kemenangan tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, serta tumbangnya sejumlah atlet andalan Asia, seperti Saina Nehwal dari India, Yip Pui Yin asal Hong Kong, dan ganda nomor satu Korea Selatan (Korsel), Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, di tangan wakil-wakil Eropa menjadi sinyal bahaya.

“Peta kekuatan bulu tangkis lebih merata, ini sebenarnya bagus secara popularitas sehingga bulu tangkis bisa dipertahankan di Olimpiade. Tapi di satu sisi, untuk Indonesia sendiri, yang kekuatan di bulu tangkis, harus bekerja ekstra keras karena saingkan kita sekarang bukan hanya Jerman, atau Korea, atau Tiongkok,” kata Susi Susanti, saat ditemui wartawan di Kantor Daihatsu Solobaru, Sukoharjo, Selasa (23/8/2016).

Keberhasilan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mempertahankan tradisi emas di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, memang perlu diapresiasi. Namun, Susi mengingatkan Indonesia tidak boleh terlena. Indonesia harus segera mempersiapkan pebulu tangkis-pebulu tangkis terbaik untuk menghadapi Olimpiade 2020 mendatang.

Advertisement

Hal senada diungkapkan suami Susi, Alan Budikusuma. “Euforia ini [kemenangan Tontowi/Liliyana] segera selesai, kita harus persiapan mulai sekarang untuk 2020. Kebetulan kita punya tiga pemain cukup baik untuk tunggal putra dan kita juga sedang menggodok tunggal putra. Butuh waktu dan proses tentunya. Dalam waktu empat tahun ini kami akan persiapkan yang terbaik,” imbuh Alan.

Susi yang juga menjabat sebagai staf ahli Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI menguraikan sejumlah pemain pelapis telah dipersiapkan untuk menghadapi Olimpiade empat tahun mendatang. Di tunggal putra, Indonesia memiliki Ihsan Maulana, Anthony Ginting, dan Jonathan Christie, sedangkan Gregoria Mariska dan Hanna Ramadini bisa diandalkan di tunggal putri.

Dari sektor ganda putra, Indonesia memiliki Kevin Sanjaya/Marcus Gideon Fernaldi dan Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama yang mulai tampil moncer. Demikian juga dengan ganda campudan Praveen Jordan/Debby Susanto yang digadang-gadang meneruskan prestasi gemilang Tontowi/Liliyana.

Advertisement

“Sebenarnya, pemain-pemain pelapis kita sudah mulai siap. Tapi ada yang siapnya sudah mendekati 100%, ada yang baru 80%. Tentunya dalam empat tahun ini kita siapkan terbaik, dengan catatan harus segera,” ujar Alan.

Sebagai persiapan regenerasi atlet Olimpiade, Indonesia akan menurunkan mulai menurunkan pemain-pemain pelapis untuk menghadapi SEA Games di Kuala Lumpur, Malaysia tahun depan. “Sasaran antara untuk Olimpiade nanti ada SEA Games, Asian Games, Uber dan Thomas Cup, lalu ada kejuaraan dunia. Untuk SEA Games nanti kami akan turunkan kebanyakan pemain lapis kedua karena selain untuk pemantapan juga untuk pemanasan dan menambah jam terbang mereka untuk Olimpade nanti,” tambah Susi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif