News
Rabu, 24 Agustus 2016 - 21:55 WIB

KISAH INSPIRATIF : Demi Sang Putri, Ibu Ini Mengandung Cucunya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang ibu melahirkan cucunya demi sang anak (Selena Rollasaon)

Kisah inspiratif mengenai hubungan ibu-anak-cucu yang tak biasa.

Harianjogja.com, AUSTRALIA— Alice Hohenhaus pertamakali didiagnosa sakit leukemia pada usia empat tahun. Pada usia delapan tahun, penyakit ini berhasil ditangani. Namun setahun kemudian, leukemia itu kambuh dan mengakibatkan tubuhnya harus diradiasi. Artinya, di masa depan dia akan kehilangan kesempatan untuk mengandung karena kerusakan jaringan.

Advertisement

Dilansir dari Dailymail, Rabu (24/8/2016), Alice hamil secara alami pada usia 23 tahun. Sayang, bayinya hanya dapat bertahan 15 minggu. Sebab dia mengalami komplikasi uterus sehingga tak dapat mengandung bayi tersebut.

Adalah ibu Alice, Theresa Hohenhaus dari Ipswich, Queenslad, Australia. Dia berusaha membuka jalan bagi putrinya membentuk keluarga dengan mengandung cucunya sendiri.

Advertisement

Adalah ibu Alice, Theresa Hohenhaus dari Ipswich, Queenslad, Australia. Dia berusaha membuka jalan bagi putrinya membentuk keluarga dengan mengandung cucunya sendiri.

“Alice waktu itu dinyatakan hamil dan memiliki embrio, jadi saya pikir mengapa tidak [mengandung cucu]?” kata Theresa, 46 kepada Daily Mail Australia.

“Awalnya saya merasa diri saya ini sudah terlalu tua dan Alice tak ingin saya melakukannya pertama kali. Namun saya sudah hampir kehilangan Alice dua kali, Dia mengalami pendarahan saat kehamilan dan membuat saya takut. Membuat dan melihat dia bahagia itu jadi sesuatu yang sangat berharga saat ini,” paparnya.

Advertisement

“Saya berkata ke Alice, saya merasa semua berjalan lancar karena merasa tidak sehat [setelah melakukan proses penanaman embrio]. Minggu depannya, kami mengetahui saya positif hamil. Rasanya benar-benar luar biasa, dan saat menjalani setiap pemeriksaan kami pergi bersama dan menangis bersama. Kami benar-benar sangat dekat,” ungkap dia.

Bayi tersebut lahir pada 2 Januari 2016.

“Saya dapat mengatakan pengalaman ini adalah yang terbaik dalam hidup saya. Saya sempat khawatir bagaimana caranya memiliki bayi ini dan tingkat keberhasilannya, tetapi secara alami saya dapat menjalani semua ini. Setelah embrio dimasukkan ke dalam rahim dan Alice menemani setiap tapanan ini. Semua berjalan lancar dan indah. Saya memang merasa takut saat pertama kali menjalani semua ini. Alice juga merasa khawatir jika saya merasa sakit. Tetapi kami berdua dapat menjalani semua ini. Saya mensyukuri momen ini dan akan saya bawa hingga meninggal,” paparnya.

Advertisement

Fotografer khusus proses kelahiran, Selena Rollasaon pun didaulat untuk mengabadikan momen ini.

“Alice dan saya pertama kali berinteraksi pada Februari dan bercerita tentang pengalaman ini. Sungguh pengalaman yang menarik dan saya tak menyangka semua ini nyata,” papar Selena kepada Daily Mail Australia.

“Setelah berbicara dengannya di telepon saya merasa kagum dan merasa pengalaman ini sangat mengesankan. Sebagai seorang ibu, hati kecil saya merasa terpanggil dan saya merasa terhormat dan menjadi saksi. Saya menangis untuk keduanya, saya tidak dapat menggambarkan dengan kata-kata, atmosfer itu sangat mencair dan indah, penuh dengan emosi dan kebahagian,” urai dia.

Advertisement

Theresa berkata dia berkata pada Alice akan kembali menjalani proses ini.

“Tentu saja saya bersedia menjalani lagi. Orang-orang khawatir mengenai usaha ini, tetapi saya dalam kondisi sehat dan sangat indah jika Parker dapat memiliki saudara laki-laki atau perempuan. Saya tidak berpikir akan mendonasikan embrio terakhir. Saya akan melakukan apapun untuk anak saya dan semua ini sangat berharga, karena dapat melihat Alice bahagia,” kata dia.

Saat proses kelahiran, adik Alice, James, 20, berbagi pengalaman istimewa dengan keponakan barunya. Tanpanya, Parker tidak akan ada.

“Ketika penyakit Alice kambuh, dokter melakukan tes pada saya, suami dan anak-anak untuk mengetahui apakah sumsum tulang belakang kami ada yang cocok. Sekadar jaga-jaga. Namun tidak ada yang cocok. Dokter pun memberikan saran pada kami untuk memiliki anak lagi, kami tidak berpikir dua kali, meskipun kami tidak memiliki cukup uang. Tak lama, James lahir,” terangnya.

“Ketika penyakit itu kambih pada usia sembilan tahun, kami mengambil sumsum tulang belakang James. Dan terapi ini menyelamatkan Alice. Tanpanya kami tak akan memiliki Alice dan Parker. James menangis saat pertamakali melihat Parker. Semua ini momen yang istimewa,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif