Jatim
Rabu, 24 Agustus 2016 - 19:05 WIB

GELOMBANG TINGGI PACITAN : Sebulan Terakhir Nelayan Pacitan Tak Melaut

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan perahu nelayan di Pacitan hanya terparkir di dermaga saat terjadi gelombang tinggi. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Gelombang tinggi Pacitan mengakibatkan ratusan nelayan menganggur dan tidak melaut.

Madiunpos.com, PACITAN — Ratusan nelayan di Pacitan berhenti melaut dan menganggur sebulan terakhir. Hal ini karena nelayan takut untuk melaut di kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan gelombang tinggi di seluruh laut Pacitan.

Advertisement

Pantauan Madiunpos.com di kampung nelayan di Desa Sirnoboyo, Kecamstan Pacitan, Rabu (24/8/2016), puluhan orang terlihat memperbaiki jaring untuk mencari ikan. Beberapa nelayan juga terlihat memperbaiki perahu yang biasa digunakan untuk mencari ikan.

Seorang nelayan di Sirnoboyo, Rudi, mengaku sudah sebulan terakhir tidak melaut untuk mencari ikan. Dia mengatakan gelombang tinggi membuat dirinya enggan untuk mencari ikan. Dia lebih memilih untuk di rumah dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

“Hampir seluruh nelayan di Pacitan tidak melaut ini, khususnya nelayan yang menggunakan perahu kecil. Kami takut melaut di tengah gelombang tinggi yang ada di laut Pacitan,” kata dia kepada Madiunpos.com.

Advertisement

Dia menuturkan dalam sebulan terakhir, dirinya sempat mencoba untuk melaut lagi untuk mencari ikan. Namun, di tengah gelombang tinggi itu juga membuat hasil tangkapan ikan juga minim. Saat gelombang tinggi, dia hanya mampu menghasilkan ikan setengah kilogram hingga satu kilogram.

“Tiga kali saya melaut saat gelombang tinggi, tetapi hasilnya mengecewakan, justru saya rugi karena dapatnya Cuma setengah kilogram. Padahal untuk melaut minimal harus mengeluarkan uang Rp20.000 untuk membeli bahan bakar. Ya lebih baik di rumah,” jelas dia.

Nelayan Pacitan lainnya, Sugianto, mengatakan cuaca esktrem yang terjadi sebulan terakhir membuat nelayan kesulitan mencari ikan. Sebagian besar nelayan memilih beralih profesi dan bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Advertisement

Dia menyampaikan saat gelombang tinggi biasanya berpengaruh pada hasil tangkapan ikan. Nelayan lokal yang hanya menjangkau puluhan kilo meter dari bibir pantai hanya mendapatkan sedikit ikan. Selain itu, saat gelombang tinggi biasanya ikan juga beralih dan mencari daerah yang tenang.

“Kalau untuk kapal besar tidak terpengaruh dengan cuaca ekstrem seperti sekarang. Nelayan lokal dan menggunakan perahu kecil yang biasanya terdampak,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif