News
Selasa, 23 Agustus 2016 - 15:30 WIB

Wacana RAPBN 2017 Tandingan Politikus Gerindra Ditolak

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapat paripurna DPR (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

RAPBN 2017 dinilai tak kredibel. Politikus Gerindra pun mewacanakan RAPBN tandingan.

Solopos.com, JAKARTA — Beredar isu akan ada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 tandingan karena karena RAPBN dari pemerintah dianggap tak kredibel. Namun, sebagian anggota DPR menolak pemikiran RAPBN tandingan yang sempat dilontarkan politikus Partai Gerindra.

Advertisement

Anggota Fraksi Partai Hanura Miryam Haryani mengatakan wacana itu tidak perlu dikembangkan karena selain tidak ada istilah RAPBN tandingan, RUU APBN juga telah disetujui semua fraksi. Dia mengakui dalam RAPBN 2017 yang disampaikan pemerintah pada nota keuangan beberapa waktu lalu masih banyak yang perlu dievaluasi.

Evaluasi itu, ujarnya, dilakukan saat pembahasan antara pemerintah dengan DPR melalui Badan Anggaran (Banggar). “Ada bahan evaluasi yang harus ditinjau ulang, mengenai pendapatan negara, dan kita harus menunggu tax amensty dan kita masih menunggu sampai 2 bulan ini. Soal RAPBN tandingan saya rasa tidak mungkin orang semua menyetujui,” ujar anggota Banggar tersebut kepada wartawan, Selasa (23/8/2016).

Wacana RAPBN tandingan sempat dilontarkan salah satu anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Heri Gunawan beberapa waktu lalu. Heri menganggap perlunya RAPBN tandingan dikarenakan RAPBN 2017 yang disampaikan pemerintah dinilai tidak kredibel. Baca juga: Mengintip Alasan Kuat Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan Jokowi.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Bidang Ekonomi PDIP, Hendrawan Supratikno, menyatakan pihaknya tidak mendukung wacana RAPBN 2017 tandingan tersebut. Dia mengakui bahwa pembahasan RAPBN 2017 diwarnai oleh perdebatan seru antara pemerintah dengan DPR.

“Kredibilitas RAPBN tidak perlu diragukan lagi. Pada saat rapat di Banggar DPR, terjadi perdebatan seru antara DPR dengan pemerintah. Jadi tidak mungkin tidak kredibel,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa DPR juga ikut berbagi peran mengapa sampai ada penilaia RAPBN 2017 tidak kredibel.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif