News
Selasa, 23 Agustus 2016 - 18:00 WIB

PILKADA JAKARTA : Sandiaga Uno Diyakini Jungkirkan Hasil Survei

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bakal calon gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno menyapa warga pada kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat di Jl. Cendrawasih Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (29/3/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Fauziyyah Sitanova)

Pilkada Jakarta kian panas. Sandiaga Uno diyakini bisa membalikkan hasil survei yang menempatkan Ahok di puncak.

Solopos.com, JAKARTA — Elektabilitas calon gubenur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menurun berdasarkan survei terakhir Manilka Research and Consulting. Namun, Ahok masih berada di tingkat teratas dibandingkan sejumlah calon penantangnya di Pilkada Jakarta 2017.

Advertisement

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto optimistis bahwa figur-figur selain Ahok dianggap layak dan bermutu untuk memimpin DKI Jakarta. “Kita jangan kehilangan akal. Tokoh-tokoh di luar Ahok banyak yang lebih bermutu,” kata Yandri di Kompleks Parlemen, Selasa (23/8/2016).

Menurutnya, nama-nama yang dianggap mampu menjadi kompetitor Ahok di antaranya adalah Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Syafri Syamsudin, dan Tri Rismaharini. Selain itu, Yandri juga menganggap salah satu kadernya juga berpotensi untuk menjadi kompetitor Ahok. “Dari internal ada Suyoto, mantan Bupati dua periode Brojonegoro,” ujarnya.

Advertisement

Menurutnya, nama-nama yang dianggap mampu menjadi kompetitor Ahok di antaranya adalah Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Syafri Syamsudin, dan Tri Rismaharini. Selain itu, Yandri juga menganggap salah satu kadernya juga berpotensi untuk menjadi kompetitor Ahok. “Dari internal ada Suyoto, mantan Bupati dua periode Brojonegoro,” ujarnya.

Dirinya meyakini tokoh-tokoh tersebut mampu mengejar tingginya elektabilitas Ahok yang selama ini dipublikasikan lembaga survei. Apalagi soal survei dan elektabilitas, terbukti banyak anomali.

“Di Jawa Tengah, Ganjar elektabilitasnya hanya 4 persen bisa kalahkan Bibit Waluyo. Di Jakarta dulu hanya 5 persen bisa kalahkan Fauzi Bowo yang 75 persen. Semua kemungkinan bisa terjadi,” terangnya.

Advertisement

“[jika] PDIP merapat ke Ahok, kami hormati sebagai haknya. Itu rumah tangga PDIP. Kalau PDI Perjuangan merapat ke Ahok, sudah dipastikan PAN tidak akan berkoalisi dengan PDIP,” jelasnya.

Ketua Fraksi PKB Ida Fauziyah meyakini elektabilitas Sandiaga Uno perlahan akan menyusul karena dianggap seimbang untuk menyaingi Ahok. Pasalnya, Sandiaga memiliki sejumlah poin yang tidak dimiliki oleh Ahok yakni kemampuan komunikasi publik yang cukup bagus.

“Saya kira kita butuh pemimpin nomor 1 di DKI yang memiliki kapasitas, kompetensinya ada dan yang paling penting punya komunikasi politik dan komunikasi publik yang cukup bagus serta bisa diterima semua masyarakat Jakarta, dan itu ada di sosok Sandiaga Uno,” ujar Ida.

Advertisement

Meski mengklaim sosok Sandiaga mampu menyaingi Ahok, namun saat ditanya tentang keputusan Partai, Ida mengakui partainya memang belum memutuskan siapa yang kelak akan jadi jagoannya di Pilkada DKI. “Masih dalam proses tapi masuk dalam radarnya DPP PKB, bahkan Ketua umum pak Muhaimin pernah menawarkan Sandiaga dengan kader PKB, pak Hasbi [ketua DPW PKB DKI] misalnya,” paparnya.

Sebelumnya, Manilka Research and Consulting menyebutkan bahwa elektabilitas Ahok perlahan mulai menurun, namun jika dibandingkan dengan calon lainnya Ahok tetap berada di posisi teratas.

Dari hasil survei 6-11 Agustus 2016, saat ini elektabilitas top of mind yang dimiliki Ahok sebesar 43,6%. Jumlah tersebut menurun 5,7% jika dibandingkan dengan survei yang dilakukan pada Juni silam yang mencapai besaran 49,3%. Sementara nama Tri Rismaharini tetap bertahan dengan 14,3%, prosentase tersebut meningkat 6% dibandingkan bulan Juni lalu. Sedangkan elektabilitas Sandiaga Uno hanya 5%.

Advertisement

Managing Director Manilka, Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka di wilayah DKI Jakarta mulai tanggal 6 hingga 11 Agustus 2016. “Besaran sampel ada 440 responden, dipilih secara acak bertingkat. Margin of error kurang lebih 4,7% dengan tingkat kepercayaan 95%,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif