Jogja
Senin, 22 Agustus 2016 - 00:20 WIB

Wayang Cakruk Lebih Efektif untuk Penyuluhan Sosial pada Warga Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pos kamling (JIBI/Dok)

Wayang cakruk lebih efektif untuk penyuluhan sosial daripada media sosial

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Sosial (Dinsos) DIY lebih banyak melakukan sosialisasi tentang masalah sosial menggunakan media wayang cakruk ketimbang melalui dunia maya atau media sosial (medsos). Objek yang menjadi sasaran penyuluhan yang didominasi kalangan menengah ke bawah diklaim lebih bisa menerima keberadaan wayang cakruk.

Advertisement

Kepala Bidang Pengembangan Sosial Dinsos DIY Agus Setyanto menjelaskan, dalam menangani masalah sosial di DIY, pihaknya secara khusus memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Penyuluhan dilakukan melalui berbagai media baik elektronik, cetak hingga media seni. Akantetapi, ia mengakui media seni paling efektif untuk memberikan penyuluhan daripada menggunakan dunia maya.

“Terutama kami menggunakan seni wayang cakruk itu sangat efektif dan bisa diterima masyarakat,” terang dia saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (19/8).

Advertisement

Alasannya karena objek penyuluhan dalam masalah sosial lebih banyak masyarakat menengah ke bawah dan didominasi berpendidikan rendah. Sehingga wayang cangkruk menjadi alternatif dalam melakukan penyuluhan. “Karena mereka belum tentu selalu memantau medsos bahkan belum tentu punya ponsel yang memadai,” ungkap dia.

Agus menambahkan, selama 2016 pihaknya selalu menggunakan wayang cakruk dengan durasi sekitar 60 menit. Penokohan wayang cakruk sendiri merupakan wayang dengan dimodifikasi menyesuaikan tema yang diangkat dalam penyuluhan tersebut.

Misalnya, materi penyuluhan tentang gelandangan pengemis, maka penokohan wayang di dalamnya akan ada tokoh seperti pengemis.

Advertisement

“Alur cerita langsung ke permsalahan diperankan tokoh. Misal ada Pak Lurah, Polisi namun menyebut nama asli,” tegas dia.

Sejumlah deretan materi dalam penyuluhan tersebut antara lain, masalah narkoba, populasi lanjut usia, anak berurusan hukum, kerawanan bencana hingga angka kemiskinan di wilayah DIY. Selain itu ada materi disabilitas, serta pemberdayaan kesejahteraan sosial lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif