Soloraya
Senin, 22 Agustus 2016 - 06:30 WIB

PERTANIAN KLATEN : Tanah Bengkok Diminta Ditanami Tebu, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pertanian Klaten, Pemerintah desa akan diajak kerja sama memanfaatkan tanah kas desa untuk ditanami tebu.

Solopos.com, KLATEN–Sejumlah pemerintah desa bakal diajak kerja sama untuk memanfaatkan tanah kas desa bisa ditanami tebu. Hal itu menyusul minimnya luas lahan tebu di Kabupaten Bersinar.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan luas lahan tebu cenderung menurun setiap tahunnya. Saat ini, lahan yang ditanami tebu sekitar 800 hektar (ha). Sementara, target luas tanam tebu sekitar 2.400 ha. Kondisi itu terjadi lantaran minat petani tanam tebu menurun.

Penyebab turunnya minat petani tanam tebu beragam. Salah satu faktor yakni masa panen tebu sekitar 18 bulan, lebih lama dibanding komoditas tanaman lainnya. Selain faktor masa tanam, harga jual mempengaruhi petani enggan menanam tebu. Harga jual tergantung kualitas tebu yang ditanam.

“Harga biasanya ditentukan oleh hasil kesepakatan antara petani dengan pihak yang membeli. Antara lahan satu dengan lainnya bisa jadi berbeda tergantung kualitas tebu yang diproduksi. Kualitas juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca,” ungkap dia, Minggu (21/8/2016).

Advertisement

Menurunnya luas lahan tebu berpengaruh pada produksi pada pabrik gula seperti di Pabrik Gula (PG) Gondang Baru, Jogonalan. “Saat ini kondisinya [PG Gondang Baru] sudah kehabisan bahan baku. Untuk luasan 800 ha di Klaten itu belum mencukupi kebutuhan selama musim giling. Akhirnya, dari pabrik gula mencari ke luar daerah,” katanya.

Lantaran hal itu, Dispertan berencana mengajak kerja sama pemerintah desa agar luasan lahan tebu di Kabupaten Bersinar meningkat hingga bisa memenuhi kebutuhan tebu pada pabrik gula. Kerja sama yang dimaksud yakni agar tanah bengkok bisa dimanfaatkan untuk tanam tebu. Dispertan menargetkan ada 1.000 ha tanah bengkok ditanami tebu.

“Kami sosialisasikan agar tanah bengkok boleh ditanami tebu. Untuk sasarannya memang tanah bengkok karena yang paling memungkinkan itu. Soal harga sewa atau harga tebu itu kesepakatan antara petani dengan pabrik. Namun, kami akan mendorong dari pabrik agar memberikan harga tinggi dan sesuai dengan pasar,” ungkapnya.

Advertisement

Kasi Produksi Perkebunan dan Kehutanan Dispertan Klaten, Mursito, mengatakan di Klaten ada 4.500 ha lahan yang berpotensi ditanami tebu. Lahan tersebut tersebar di 22 kecamatan. “Lahan yang berpotensi itu seperti lahan tadah hujan yang bentuknya sawah atau ladang. Untuk produksi tebu itu pada 1 ha luasan lahan bisa menghasilkan 15-20 ton tebu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif