News
Minggu, 21 Agustus 2016 - 17:46 WIB

PILKADA JAKARTA : Survei Manilka: Elektabilitas Ahok Turun Signifikan, Risma-Sandiaga Naik

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok tersebut memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras.(JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A/dok)

Pilkada Jakarta kian ketat. Survei Manilka yang terakhir menunjukkan elektabilitas Ahok turun dan diimbangi pasangan Risma-Sandiaga.

Solopos.com, JAKARTA — Calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memang masih unggul dalam survei terakhir. Namun, angka elektabilitasnya turun seiring pilihannya untuk maju melalui jalur partai politik dan polemik antaranya dirinya dengan Tri Rismaharini (Risma).

Advertisement

Setidaknya, pilihan Ahok meninggalkan jalur independen berpengaruh pada penurunan elektabilitasnya. Hal ini terlihat dari hasil survei Manilka Research and Consulting yang dirilis pada Minggu (21/8/2016) ini. Dalam survei terakhir tersebut, elektabilitas Ahok saat ini hanya 43,6 persen.

Angka ini turun dibandingkan elektabilitasnya dalam hasil survei pada Juni 2016 lalu. Saat itu, survei Manilka menunjukkan elektabilias Ahok masih mencapai 49,3 persen.

Advertisement

Angka ini turun dibandingkan elektabilitasnya dalam hasil survei pada Juni 2016 lalu. Saat itu, survei Manilka menunjukkan elektabilias Ahok masih mencapai 49,3 persen.

Salah satu penyebab turunnya elektabilitas itu karena adanya kekecewaan warga yang awalnya mendukung Ahok maju pilgub lewat jalur independen. Menurut survei Manilka, dari sisi kesukaan, tingkat kesukaan responden terhadap Ahok mengalami penurunan, yakni dari 62,5 persen di Juni 2016 menjadi 56,1 persen (Agustus 2016).

Memang dari angka popularitas Ahok mencapai 98,9 persen. Namun dengan menurunnya tingkat kesukaan warga menyebabkan elektabilitas Ahok pun menurun.

Advertisement

“Sebanyak 47,7 persen responden menyatakan Gubernur Ahok tidak konsisten yang akhirnya memilih maju melalui jalur partai
politik di Pilkada DKI Jakarta 2017,” kata Herzaky.

Manilka kemudian membuat simulasi pemilihan paket kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur jika Pilgub DKI Jakarta digelar hari ini. Salah satu simulasi adalah Pilgub DKI hanya diikuti dua pasangan calon: Ahok-Djarot S Hidayat (Ahok-Djarot) vs Tri Rismaharini-Sandiaga S Uno (Risma-Sandi).

“Maka tingkat keterpilihan kedua paket kandidat [Ahok-Djarot vs Risma-Sandi] seimbang, yakni sebesar 20,9 persen,” kata Herzaky Mahendra Putra.

Advertisement

Dengan ada dua pasangan yakni Ahok-Djarot vs Risma-Sandi, responden yang mengatakan masih ragu alias massa mengambang (swing voter) sebanyak 45,2 persen dan tidak jawab sebanyak 13 persen.

Gambaran serupa juga terlihat dari simulasi dua paket kandidat antara Ahok-Djarot dengan Sandiaga-Yusuf Mansur. Bila Pilkada Jakarta digelar hari ini, maka sebanyak 24,1 persen responden akan memilih Ahok-Djarot dan 14,8 persen memilih Sandiaga-Yusur Mansur. Sementara, responden yang menyatakan masih ragu sebanyak 46,8 persen dan tidak menjawab sebesar 14,3 persen.

Survei Manilka juga mencoba membuat simulasi tiga paket kandidat antara Ahok-Heru Budi Hartono, Risma-Budi Waseso, dan Sandi-Yusuf Mansur. Hasilnya, Ahok-Heru 21,1 persen, Risma-Buwas 12,5 persen dan Sandi-Yusuf Mansur 11,8 persen. Sementara, yang masih ragu sebesar 43,7 persen dan tidak menjawab sebesar 10,9 persen.

Advertisement

Pada survei Juni 2016 lalu elektabilitas Ahok mencapai 49,3 persen, Ridwan Kamil 9,3%, Yusril Ihza Mahendra 6,8%, Sandiaga S Uno 17%, dan Adhyaksa Dault 16%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif