Soloraya
Minggu, 21 Agustus 2016 - 07:30 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Rp1,2 Miliar untuk Normalisasi Drainase

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Infrastruktur Solo untuk normalisasi drainase dianggarkan sekitar Rp1,2 miliar.

Solopos.com, SOLO — Pemkot mengalokasikan dana sekitar Rp1,26 miliar untuk pembenahan lima saluran drainase di APBD Perubahan (APBD-P) 2016. DPRD tak memermasalahkan tingginya alokasi anggaran lantaran drainase sudah menjadi problem krusial perkotaan.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (20/8/2016), Pemkot mengucurkan dana setengah miliar untuk perbaikan saluran drainase di Jl. Sabang. Adapun dana Rp760 juta dibagi untuk perbaikan empat paket saluran air yang berbeda. Setiap paket normalisasi drainase memerlukan dana Rp190 juta.

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD, Supriyanto, mengatakan alokasi dana Rp1,26 untuk perbaikan drainase terbilang tinggi untuk ukuran postur APBD-P. Menurut Supriyanto, keberpihakan anggaran penting untuk membenahi daya dukung drainase perkotaan. Beberapa waktu terakhir Solo menjadi langganan genangan saat hujan deras.

Advertisement

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD, Supriyanto, mengatakan alokasi dana Rp1,26 untuk perbaikan drainase terbilang tinggi untuk ukuran postur APBD-P. Menurut Supriyanto, keberpihakan anggaran penting untuk membenahi daya dukung drainase perkotaan. Beberapa waktu terakhir Solo menjadi langganan genangan saat hujan deras.

“Penganggaran untuk perbaikan drainase memang layak diprioritaskan,” ujarnya.

Titik-titik genangan di Solo diketahui menyebar di kawasan strategis seperti Jl. Slamet Riyadi, Jl. Yosodipuro (sekitar Monumen Pers), Jl. dr. Soepomo, Jl. Gajah Mada (Novotel), sekitar SPBU Manahan, Jl. Museum (timur Museum Radya Pustaka) hingga Panggung Jebres. Ketinggian genangan bahkan mencapai lutut orang dewasa. “Kami harap ke depan ada pemetaan matang dalam membenahi drainase. Selama ini perbaikan saluran cenderung parsial dan sporadis,” tutur Supriyanto.

Advertisement

“Perlu studi komprehensif yang melibatkan warga di wilayah. Mereka selama ini yang paling paham kondisi kawasan, termasuk potensi genangan,” ujarnya.

Janjang mengatakan kajian mendalam diperlukan untuk melihat apakah problem genangan berkaitan dengan penurunan fungsi drainase di suatu tempat. Dia menyebut kondisi saluran air perlu diwaspadai apabila genangan tak kunjung surut lebih dari dua jam. Dia mengatakan normalisasi drainase tak akan berhenti sampai tahun ini.

“Keduk walet akan dilakukan simultan hingga 2017,” kata dia.

Advertisement

Ketua Komisi II, Y.F. Sukasno, mendesak problem drainase klir lima tahun mendatang. Dia mendorong program mengenai drainase masuk fokus pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Solo periode 2016-2021.

“Jika tak segera ada langkah nyata, akan lebih banyak lagi kawasan di Solo yang tergenang akibat drainase mampat,” ujarnya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif