Soloraya
Minggu, 21 Agustus 2016 - 11:45 WIB

Duh, 294 Kawasan di Klaten Kumuh

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi permukiman kumuh (JIBI/Solopos/Dok)

Kebersihan lingkungan Klaten, ratusan kawasan di Klaten masuk kategori kumuh.

Solopos.com, KLATEN–Sebanyak 294 kawasan di Klaten tergolong kumuh. Diharapkan, pembersihan kawasan kumuh tersebut rampung 2019.

Advertisement

Koordinator Kota Tanpa Kumuh (Korkot) Klaten, Zulfikar, mengatakan masih adanya kawasan kumuh di Kabupaten Bersinar menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan dalam waktu dekat. Hingga kini, pemetaan kawasan kumuh tersebut sudah dilakukan. Pembersihan kawasan kumuh di Klaten sangat mengandalkan gelontoran dana dari APBN.

“Sebanyak 294 area itu [kawasan kumuh] tersebar di 13 desa/kelurahan. Kami terus berupaya untuk membantu masyarakat yang daerahnya masih tergolong kumuh. Melalui berbagai program yang dimiliki, semoga di tahun 2019 tak ada lagi kawasan kumuh di Klaten,” kata Zulfikar, saat ditemui wartawan di Januputra Klaten, Sabtu (20/8/2016).

Zulfikar menyebutkan suatu kawasan tergolong kumuh lantaran memiliki beberapa kriteria, seperti kurang baiknya pengelolaan pembuangan air limbah rumah tangga (RT), kurangnya akses jamban, ketersediaan ruang terbuka hijau, penataan tempat tinggal, akses jalan minimal 1,5 meter, pengelolaan air minum, dan lain sebagainya. Di Indonesia, jumlah kawasan kumuh mencapai 38.431 area.

Advertisement

“Program yang kami miliki difokuskan untuk pemberdayaan perekonomian masyarakat dan perbaikan infrastruktur [pembangunan talut, jalan, dan tempat pembuangan sampah (TPS)]. Tahun 2015, kami sudah mengintervensi dua desa [Jetis dan Merbung] senilai Rp8 miliar. Tahun ini, masih menunggu dari pusat. Target kami, Klaten bisa terbebas dari kawasan kumuh pada 2019,” katanya.

Hal senada dijelaskan Ketua Forum Unit Pengelola Kegiatan (UPK) sekaligus Sekretaris Sukses Klaten, Yeni Suko Putri. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan dengan pemberdayaan ekonomi, seperti pengelolaan sampah menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif