Jogja
Sabtu, 20 Agustus 2016 - 07:20 WIB

PENGHARGAAN USAHA KECIL : Ini dia, 2 UKM Pengolahan Ikan yang Terima Penghargaan DKP DIY

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para penerima penghargaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY. (Foto istimewa)

Penghargaan usaha kecil diberikan pada dua UKM di DIY

Harianjogja.com, JOGJA—Dua Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berkonsentrasi pada pengolahan ikan mendapatkan penghargaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY. Kedua UKM tersebut yakni Unit Pengolahan Ikan Citra Rasa dan Unit Pengolahan Ikan Fania Food.

Advertisement

Citra Rasa yang dimotori Wartiyem berkonsentrasi pada pengolahan belut dengan produk Kripik Belut Citra Rasa. Wartiyem mengatakan, ia mengawali usahanya pada 2001 dengan produksi setiap harinya mencapai 25 kg. Hingga akhirnya mulai 2009 produksi kripik belutnya mencapai 100 kg per hari.

Unit usaha pengolahan Kripik Belut Citra Rasa beralamat di Klati 2, Margoluwih, Seyegan, Sleman. “Kami merupakan binaan dari Dinas Kelautan Dan Perikanan DIY,” ungkap dia dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (19/8/2016).

Selain mengolah belut segar menjadi keripik belut, Wartiyem pun menjual belut segar kepada Anggota Kelompok Pengolah dan Pemasar Harapan Mulya. Hal ini dikarenakan jumlah komoditas belut yang didatangkan dari Jawa Timur cukup melimpah. Dalam sebulannya, komoditas belut segar mencapai 5-8 ton. Keripik Belut Citra Rasa telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI.

Advertisement

Selain itu, penghargaan juga didapat Fania Food yang merupakan UKM industri pangan olahan berbahan baku ikan yang dikembangkan Hani Kusdaryanti. UKM ini berlokasi di Kelurahan Rejowinangun, Kecamatan Kotagede, Jogja.

Hani mengungkapkan, usaha yang dirintis ini karena dirinya melihat melimpahnya ikan di Indonesia tidak dibarengi dengan tingginya konsumsi ikan, khususnya di Jogja. Industri ini pertama kali didirikan di Jogja pada Juni tahun 2008.

“Fania Food pada awalnya hanya mengolah ikan bandeng menjadi otak-otak bandeng yang awalnya juga tidak untuk diperdagangkan,” kata dia.

Advertisement

Untuk mensuplai bahan baku, Fania Food bekerja sama dengan petani tambak yang tergabung dalam cluster bandeng di daerah Juwan dan Semarang untuk menjamin kontinuitas bahan baku.

Bahkan pada 2010, Hani mampu membeli rumah untuk produksi yang terpisah dengan rumah tinggal. Untuk membantu usahanya, Hani memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumah produksi bergabung dalam Tim Fania Food, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga mereka.

Terdapat sekitar 20 macam olahan ikan segar yang dihasilkannya, seperti otak otak bandeng, bandeng presto, aneka nugget ikan, stik udang, stik cumi, bakso ikan, tahu bakso, dan produk-produk yang lain. Ada 18 macam produk frozen dan 6 produk crunchy.

Dalam skala produksi perhari dapat mengolah bahan baku rata-rata 150-200 kg di setiap harinya, yang bisa diolah menjadi 600-900 pack olahan. Dalam sehari bisa mendapatkan omzet Rp9 juta hingga Rp11 juta rupiah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif