SOLOPOS.COM - Warga Turki menduduki sebuah tank di Bandara Ataturk di Istanbul, Turki, Sabtu (16/7/2016). (JIBI/Reuters)
Kudeta Turki membuat pemerintah setempat memburu pengikut Fethullah Gulen, bahkan 2 mahasiswi Indonesia ditangkap.
Solopos.com, JAKARTA — Dua mahasiswi Indonesia yang menempuh studi di Turki ditangkap aparat setempat setelah dicurigai terkait dengan Fethullah Gulen, sosok yang dituding pemerintah Turki sebagai penggerak upaya kudeta.
Kedua mahasiswi Indonesia tersebut ditangkap di rumah tinggal mereka di Kota Bursa, Turki, pada 11 Agustus lalu. Mahasiswi pertama dengan inisial DP berasal dari Demak, Jawa Tengah. Seorang lainnya, dengan inisial YU, berasal dari Provinsi Aceh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan penyelidikan terhadap keduanya masih berlangsung. “Saat ini mereka masih diinvestigasi sejauh mana mereka dicurigai terlibat gerakan Gulen. Namun sampai saat ini belum ada konfirmasi atau indikasi keterlibatan mereka dalam kelompok Gulen,” kata Arrmanatha.
Keduanya, menurut Arrmanatha, merupakan mahasiswi yang mengenyam pendidikan di Turki berkat beasiswa dari sebuah lembaga swadaya masyarakat asal Turki bernama Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association (Pasiad).
“Kita juga telah memanggil charges d affaires Turki di Indonesia untuk menyampaikan penahanan WNI kita di Turki yang kebetulan mendapat beasiswa Pasiad,” kata Arrmanatha sebagaimana dikutip bbc.co.uk, Jumat (19/8/2016).
Secara terpisah, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan Kedutaan Besar RI di Ankara belum mendapat pemberitahuan resmi mengenai tuduhan yang dijatuhkan kepada kedua mahasiswi itu.
“Diperoleh penjelasan bahwa semula keduanya tidak termasuk target penangkapan. Namun saat aparat keamanan melakukan penangkapan di salah satu rumah yang dikelola Yayasan Gulen, kedua mahasiswi ada di rumah tersebut dan mengakui bahwa mereka berdua memang tinggal di rumah tersebut,” kata Lalu.
Hingga kini, kata Lalu, KBRI Ankara berupaya memberikan perlindungan kepada keduanya dengan menyediakan pengacara. Sejak upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu, pemerintah Turki berupaya menahan semua pengikut Fethullah Gulen di semua lini, termasuk di antaranya orang-orang LSM pendidikan Pasiad.