Lifestyle
Selasa, 16 Agustus 2016 - 05:25 WIB

Bekam, Cara Menyembuhkan Penyakit dengan Bersihkan Darah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tradisi Bekam (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Salah satu cara menyembuhkan penyakit yang banyak dikenal masyarakat adalah bekam.

Solopos.com, SOLO – Banyak penyakit timbul karena kondisi darah yang tidak sehat. Bahkan, darah disebut sebagai komponen terpenting dalam tubuh yang memengaruhi seluruh kesehatan manusia.

Advertisement

Maka, untuk menghindari atau menyembuhkan penyakit, kesehatan darah harus dijaga. Salah satu cara tradisional yang sudah menginternasional adalah dengan melakukan bekam. Bekam atau dalam Bahasa Arab disebut hijamah berarti pelepasan darah kotor. Dalam Bahasa Inggris disebut cupping atau cupping therapy. Bekam sebenarnya adalah istilah Melayu.

Sementara di Indonesia, teknik ini dikenal sebagai kop, cantuk atau bekam. Teknik pengobatan bekam adalah proses membuang darah kotor yang berisi toksin yang berbahaya di dalam tubuh melalui permukaan kulit. Toksin adalah endapan racun atau zat kimia yang tidak dapat diuraikan oleh tubuh.

Advertisement

Sementara di Indonesia, teknik ini dikenal sebagai kop, cantuk atau bekam. Teknik pengobatan bekam adalah proses membuang darah kotor yang berisi toksin yang berbahaya di dalam tubuh melalui permukaan kulit. Toksin adalah endapan racun atau zat kimia yang tidak dapat diuraikan oleh tubuh.

Pembina Executive Health Education Center (HEC) Solo, Joko Wahyudi, mengatakan bekam adalah kebutuhan manusia. Fase sehat darah biasanya terjadi selama 120 hari. Jika darah yang mengandung toksin tidak dikeluarkan, sistem dalam tubuh akan berjalan kurang lancar. Hal itulah yang menyebabkan berbagai macam penyakit.

Menurut lelaki asal Pasuruan, Jawa Timur itu, bekam setidaknya dilakukan setiap empat bulan sekali. Namun, jika mengacu sunah Nabi, bekam dilakukan sebulan sekali pada tanggal 15-21 bulan komariyah.

Advertisement

Ada dua jenis bekam yang dikenal. Pertama, jenis basah (wet cupping). Bekam dilakukan dengan menyayat bagian kulit dengan lancet (jarum tajam). Alat bekam kemudian ditempelkan ke bagian itu. Setiap sedotan dibiarkan selama 3-5 menit kemudian dibuanglah darah kotor yang keluar. Penyedotan sebaiknya dilakukan tak lebih dari delapan kali.

“Darah yang mengandung toksin kelihatan pekat dan berbuih atau terlihat seperti kaca,” kata orang penting di produsen obat herbal Bio Janna tersebut.

Kedua, jenis kering (dry cupping) atau bekam angin. Bekam dilakukan tanpa menyayat bagian kulit. Hal itu cocok bagi orang yang tidak terlalu tahan sakit terkena tusukan lancet. Bekas bekam ini terlihat seperti bekas memar selama 1-2 pekan.

Advertisement

“Zaman dahulu, bekam dilakukan dengan alat tradisional seperti cawan atau tanduk hewan sebagai gantinya. Di Eropar, pada Abad ke-18, para ahli menggunakan lintah. Seiring berkembangnya waktu, alat-alat dibuat secara lebih higienis,” terangnya.

Ia menyebut ada berbagai banyak penyakit yang bisa ditangani dengan metode bekam. Ia mencontohkan penyakit seperti migraine, masuk angin, gastritis kronis, hipertensi, gangguan hormone, gangguan mata, alergi, reumatik, asam urat, ambeien, insomnia, gangguan pernapasan, sakit tulang belakang, sakit kuning, kanker atau tumor, jantung epilepsi dan stroke bisa ditangani jika metodenya benar. Biasanya, efek dari bekam akan cepat dirasakan pasien.

Herbalis dari Herba Penawar Alwahida Indonesia (HPAI) Solo, Angga Prasetyo alias Abu Dzaky Al Hafidz, mengungkapkan bekam memiliki efek 10 kali lipat dibanding akupuntur. Berbagai penyakit kronis bisa disembuhkan jika titik yang dibekam bisa tepat. Namun, jika terjadi salah bekam, risikonya juga 10 kali lebih berbahaya dibanding akupuntur. Oleh karena itu ia mengingatkan agar masyarakat berbekam kepada orang yang memang sudah pakar.

Advertisement

“Ada titik-titik tertentu di tubuh yang cocok dengan penyakit tertentu,” ujarnya kepada Espos belum lama ini.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif