Jogja
Senin, 15 Agustus 2016 - 19:55 WIB

KISAH TRAGIS : Kisah Pengemudi Go-Jek, Sulit Untung dengan Tarif Rp8.000 untuk 5 Km

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan pengemudi ojek online Go-Jek di DIY aksi unjukrasa di kantor Go-Jek Indonesia Perwakilan DIY, Jalan Tentara Zeni Pelajar, Kecamatan Jetis, Senin (15/8/2016). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Kisah tragis dialami pengemudi Go-Jek di DIY yang harus menerima kebijakan penurunan tarif
Harianjogja.com, JOGJA– Ratusan pengemudi ojek online Go-Jek di DIY menyatakan mogok operasi selama empat hari ke depan. Sikap tersebut sebagai bentuk penolakan atas kebijakan managemen Go-Jek yang menurunkan tarif order dari Rp15.000 menjadi Rp8.000.

(Baca juga : DEMO DI JOGJA : Tolak Penurunan Tarif, Pengemudi Go-Jek DIY Mogok 4 Hari)

Advertisement

Sikap mogok massal disepakati dalam aksi unjukrasa di kantor Go-Jek Indonesia Perwakilan DIY, Jalan Tentara Zeni Pelajar, Kecamatan Jetis, Senin (15/8/2016).

Salah satu pengemudi Go-Jek, Aditya Wibowo mengungkapkan saat ini sulit bagi pengemudi untuk memperoleh keuntungan. Tarif baru minimal sampai lima kilometer Rp8.000 tidak bisa menutup biaya operasional pengemudi.

Rata-rata pengemudi melayani 10 kali order dalam sehari. Jika dikali Rp8.000 maka pendapatan harian hanya Rp80.000.

Advertisement

“Belum dipotong biaya bahan bakar, biaya pulsa, biaya makan, biaya perawatan motor, dan nafkah buat keluarga bagaimana,” ungkapnya.

Ia mengatakan masing-masing pengemudi dalam sehari membutuhkan biaya BBM rata-rata Rp20.000-30.000. Biaya pulsa Rp10.000.

Jika sebelumnya tarif minimal Rp15.000 dari jarak satu sampai lima kilometer. Lebih dari jarak tersebut konsumen dibebankan bayar Rp2.500 per kilometer. Hal itu diakui Adit masih lebih untung bagi pengemudi.

Advertisement

Adit berharap managemen Go-Jek kembali mempertimbangkan penurunan tarif order. Ia meyakini untuk lingkup DIY sejauh ini tidak ada persaingan dalam operasional ojek berbasis online.

Selama ini diakuinya, sejak Go-Jek masuk DIY per November tahun lalu, para pengemudi selalu mentaati kebijakan-kebijakan managemen. Namun, kali ini perubahan aturan itu dinilainya terlalu memberatkan pengemudi.

Dalam kesempatan unjukrasa, kemarin, beberap perwakilan juga diterima oleh managemen Go-Jek perwakilan DIY. Namun pertemuan itu tertutup untuk media. Harian Jogja sudah berusaha minta konfirmsi terkait tuntutan para pengemudi Go-Jek ke managemen, namun tidak ada tanggapan.

Pihak managemen hanya memberikan alamat email kepada awak media agar pertanyaan media bisa melalui email rini.widuri@go-jek.com. Namun sampai pukul 16.30 WIB pertanyaan Harian Jogja melalui emai tersebut belum mendapat balasan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif