Soloraya
Senin, 15 Agustus 2016 - 11:40 WIB

FESTIVAL PAGER DESA : Festival Budaya Terbesar di Wonogiri bakal Kembali Digelar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Did Kempot (JIBI/dok)

Festival Pager Desa yang diklaim sebagai festival budaya terbesar di Wonogiri bakal kembali digelar.

Solopos.com, WONOGIRI — Warga dan Karang Taruna Desa Minggarharjo, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, menggelar pergelaran seni budaya yang diklaim terbesar se-Wonogiri bertajuk Festival Pager Desa (FPD) di Dukuh Suru Kulon, desa setempat, 17-20 Agustus mendatang. Kegiatan akan digelar di area persawahan seluas 9.000 meter persegi dengan konsep ramah anak.

Advertisement

Panitia FPD 2016, Roni Dimas Bege, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (14/8/2016), menyampaikan tahun ini gelar FPD merupakan kegiatan kali ketiga. Setiap tahun FPD digelar dengan konsep berbeda menyesuaikan tema. Tahun ini FPD berkonsep ramah anak sesuai temanya, yakni save our children.

Lelaki yang akrab disapa Bege itu menginformasikan FPD kali ini digelar selama empat hari. Tahun-tahun sebelumnya hanya digelar sehari. Puncak acara, 20 Agustus, akan digelar pentas seni budaya dengan menampilkan penyanyi campursari terkenal, seperti Didi Kempot, dan berbagai penampilan kelompok seniman Solo.

Para penampil tersebut seperti orkestra keroncong, Malinke Percussion, Fay Ihsan IMB, Prisha Sebastian, Geguritan Belinda, Swastika Orchestra, Victory Voice, Solo Baggio Fashion, Trahtodhikromo, Swasticore, dan sebagainya. Selain itu akan disuguhkan pentas musik lokal rinding atau alat musik dari bambu yang akan ditampilkan warga setempat. Mereka akan tampil di panggung yang diklaim megah dengan lighting 80 Kva dan soundsystem 180 Kva.

Advertisement

“Pada 19 Agustus malam akan ada pagelaran wayang guyonan didalangi Dalang Gendut dari Solo. Sejak dimulainya acara kami akan memutar film tentang petani. Melalui film itu kami ingin mengajak petani rukun untuk menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Tidak dipungkiri saat ini masih ada konflik antarpetani yang berkaitan dengan batas sawah. Diharapkan dengan film yang dibuat panitia mereka tergugah,” ulas Bege.

Sebagaimana tema yang diusung, panitia akan membangun gubuk-gubuk ramah anak di lokasi kegiatan. Dalam gubuk ada pendongeng yang siap mendongengkan cerita-cerita rakyat yang mengajarkan kebaikan. Selain itu juga akan ada taman balon. Panita mengangkat tema tentang anak karena prihatin dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia.

Selain itu panitia juga akan membuat kafe tani. Kafe itu hanya akan menyajikan makanan dari hasil bumi, seperti singkong, utri, dan makanan olahan lainnya. Pengunjung akan disuguhi musik piano.

Advertisement

“Kegiatan terlaksana berkat bantuan dari Kemenpora [Kementerian Pemuda dan Olahraga] senilai Rp600 juta, swadaya masyarakat, dan kerja sama dengan para seniman Solo. Intinya kegiatan ini dari petani untuk petani,” pungkas Bege.

Kasi Seni Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Eko Sunarsono, menyambut baik digelarnya FPD. Dia mengapresiasi panitia yang bisa bisa bekerja sama dengan Kemenpora. Eko berharap FPD bisa mengangkat potensi seni budaya di desa bersangkutan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif