Soloraya
Minggu, 14 Agustus 2016 - 16:15 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Tak Ada Lahan Puso, Produksi Diperkirakan Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani di Selogiri tengah mengolah sawahnya, Sabtu (13/8/2016). Beberapa sawah di wilayah tersebut ditanami padi. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Pertanian Wonogiri produksinya diperkirakan meningkat lantaran tak adanya lahan puso.

Solopos.com, WONOGIRI- Hujan yang masih sering turun meski telah memasuki musim kemarau tahun ini membawa dampak baik bagi pertanian di Wonogiri. Tidak seperti tahun lalu, tahun ini Wonogiri tidak terdapat lahan puso.

Advertisement

Pada tahun lalu, jumlah lahan pertanian yang puso menjapai 29 hektare. Sekitar 17 hektare lahan puso tercatat pada Juli 2015. Namun pada September 2015, lahan puso meningkat hingga 29 hektare. “Tapi untuk saat ini tidak ada puso. Hujan juga masih sering turun,” kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Wonogiri, Safuan, Sabtu (13/8/2016). Menurutnya lahan puso terjadi harena kurangnya pasokan air ke sawah. Sehingga terjadi gagal panen.

Bahkan hasil panen padi dan tanaman pangan pada umumnya akan mengalami peningkatan. Sebab di beberapa wilayah dapat menanam lebih dari dua kali. “Seperti di Selogiri, biasanya MT [musim tanam] 3 itu tidak tanam, sekarang mulai menanam. Bukan hanya padi, peningkatan hasil panen diperkirakan juga akan terjadi pada komuditas lain seperti kedelai.

Namun begitu secara pasti pihaknya belum dapat menyebutkan persentasi peningkatan hasil panen tersebut. Sebab saat ini masa panen masih berlangsung. DPTPH akan melakukan evalusasi terkait hasil panen tanaman pangan pada Oktober nanti. Seperti diketahui, pada Juli 2015, hasil panen padi di Wonogiri mencapai 355.525 ton.

Advertisement

Sementara itu menurut Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kismantoro, Kukuh Subekti, mengatakan untuk wilayah Kismantoro saat memasuki musim kemarau biasanya di beberapa wilayah sudah tidak dapat ditanami tanaman pangan.

“Untuk kedelai biasanya hanya tertanami sekitar 100 hektare. Sedangkan untuk padi kurang dari 100 hektare. Itu adalah lahan-lahan yang di pinggir sungai. Tapi karena tahun ini hujan masih turun, tidak ada lahan kuning [kering],” kata dia saat ditemui Solopos.com, Sabtu.

Saat ini lahan kedelai dan jagung yang tertanami sudah di atas 200 hektare. Lahan padi sudah tertanami sekitar 100 hektare.

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif