Soloraya
Sabtu, 13 Agustus 2016 - 06:00 WIB

TRADISI KLATEN : Sedekah Bumi sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga melihat tenong yang menjadi sedekah bumi saat berlangsung Bersih Sendang Sinongko Desa Pokak di Desa Pokak Kecamatan Ceper, Klaten, Jumat (12/8/2016). Melalui kegiatan tersebut, warga ingin mengucapkan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena sudah menikmati hasil panenan padi berlimpah di Musim Tanam (MT) II. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Tradisi Klaten, Sedekah Bumi digelar sebagai ungkapan rasa syukur.

Solopos.com, KLATEN – Puluhan tenong berwarna cokelat itu ditaruh warga di samping Sendang Sinongko Desa Pokak Kecamatan Ceper, Klaten, Jumat (12/8/2016) siang. Setiap tenong berisi ingkung, nasi tumpeng, lauk-pauk dari hasil bumi, dan beberapa jajanan pasar.
Selepas menaruh tenong di bawah pohon beringin tua, seribuan warga yang mayoritas bekerja sebagai petani itu duduk bersila mengelilingi Sendang Pokak kurang lebih satu hektare.

Advertisement

Pamong desa beserta tamu undangan duduk di bagian utara sebelah barat sendang. Di bagian utara sebelah timur, diduduki warga dari Dukuh Tegalduwur dan sekitarnya. Di bagian barat sendang, juga terdapat warga yang duduk bersila mengikuti tradisi sedekah bumi tersebut. Sementara, warga di luar Pokak yang menonton jalannya tradisi bersih sendang dan sedekah bumi memilih duduk di bagian selatan sendang.

Mereka mengikuti rangkaian tradisi bertajuk Bersih Sendang Sinongko Desa Pokak. Warga di Pokak menyadari pentingnya merawat dan memelihara Sendang Sinongko. Sendang yang tak jauh dari pelintasan Kereta Api (KA) tanpa palang Mbah Ruwet itu menjadi sumber pengairan 200 hektare lahan pertanian di Desa Pokak dan sekitarnya.

Tak heran, pascapanen Musim Tanam (MT) II, warga bergotong-royong membersihkan sendang agar kondisi air tetap jernih dan terbebas dari aneka sampah. Di MT II, warga Pokak rata-rata menikmati hasil panen senilai Rp3,5 juta per patok atau 1.700 meter persegi. Warga Pokak wajib menyuskuri hasil panenan tersebut.

Advertisement

“Ini cara kami bersyukur terhada Tuhan Yang Maha Esa. Di sini, kami bersedekah bumi. Kami berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa secara bersama-sama karena sudah diberi hasil panen berlimpah. Tradisi seperti ini selalu diadakan setiap Jumat Wage di bulan Agustus. Dalam kesempatan ini, kami juga memotong kambing hingga 100-an ekor kambing,” kata salah satu tokoh masyarakat Pokak, Lasina, 54, saat ditemui wartawan, di Pokak, Jumat.

Warga Pokak lainnya, Darmanto, 65, mengatakan tradisi bersih sendang tetap dilestarikan warga Pokak dengan harapan hasil panenan yang dinikmati warga tetap berlimpah di waktu mendatang.
“Sebelum menyajikan sedekah bumi dan tenong ini, kami sudah membersihkan sendang terlebih dahulu. Sendang Sinongko ini memang sangat bermanfaat bagi kami. Rangkaian kegiatan ini juga dimeriahkan campur sari dan tarian gambyong,” katanya.

Camat Ceper, Supritono, mengatakan keberadaan Sendang Sinongko telah memberikan dampak positif bagi warga Pokak dan sekitarnya. Selain untuk keperluan irigasi, Sendang Sinongko itu juga menjadi salah satu objek wisata bagi warga sekitar.

Advertisement

“Warga di sini ikhlas mengadakan kegiatan seperti ini. Dengan memanjatkan rasa syukur, warga di sini meyakini akan memperoleh rezeki yang jauh berlimpah lagi dari Tuhan Yang Maha Esa ke depannya,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Joko Wiyono, tradisi budaya yang dilakukan warga Pokak dapat meningkatkan semangat kebersamaan antarwarga.

“Melalui budaya seperti ini, diharapkan bisa menyampaikan pesan ke masyarakat [harus selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa],” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif