Sport
Sabtu, 13 Agustus 2016 - 01:30 WIB

FORMULA ONE 2016 : Solo Tetap Bangga Pada Rio

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membubuhkan tanda tangan di spanduk ucapan terimakasih kepada Rio Haryanto yang terpasang di depan rumah Rio di Jl. Slamet Riyadi No. 358 Solo, Kamis (11/8). Spanduk tersebut dipasang setelah posisi Rio di Manor Racing diganti Esteban Ocon pembalap dari Perancis. (Nicolous Irawan /Solopos)

Formula One 2016 diwarnai dengan Rio Haryanto yang diputus kontrak Manor Racing.

Solopos.com, SOLO – Enam bulan lalu tepatnya, 19 Februari 2016, rumah pembalap asal Indonesia, Rio Haryanto, ramai didatangi baik fans maupun warga biasa. Kedatangan mereka ke kediaman orang tua Rio, yang terletak di Jalan Slamet Riyadi no 358 atau di depan Solo Grand Mall (SGM), demi ikut berbagi kebahagiaan karena pembalap muda kelahiran Solo itu membuat sejarah baru dengan ditunjuk sebagai pembalap pertama asal Indonesia di ajang Formula One (F1).

Advertisement

Nama anak bungsu pasangan pengusaha buku tulis, Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati, ini mendunia setelah tim asal Inggris, Manor Racing, resmi memilihnya sebagai pembalap utama F1, 18 Februari 2016. Saat itu puluhan fans dan warga Kota Bengawan sampai melakukan aksi dengan membubuhkan tanda tangan pada sebuah spanduk putih panjang yang diletakkan di depan rumahnya. Spanduk itu berisi foto Rio berbaju balap disertai hastag dukungan #R104F1.

Spanduk putih panjang itu kembali nangkring di rumah bergaya klasik bercat putih berpagar warna hijau tua itu. Tapi, kali ini mmt berlatar putih itu seakan menyambut siap menyambut kepulangan Rio. Ya, pembalap berusia 23 tahun itu bukan pulang karena musim balapan rampung, tapi lantaran ia terdepak dari F1 setelah Manor Racing memutuskan kontrak.

Kenyataan pahit ini mesti ditelah Rio karena ia gagal melunasi bayaran yang masih nunggak kepada Manor yang mencapai 15 juta euro. Hingga batas waktu yang sudah ditentukan, pembalap jebolan GP 2 ini tak sanggup merampungkan kekurangan dana tersebut. Alhasil, kursi utama Manor di F1 terpaksa ia serahkan kepada pembalap Prancis, Esteban Oco, yang akan membalap di paruh kedua.

Advertisement

“Terima kasih Rio. Welcome home my hero! Solo tetap bangga Rio. Rio, sejarah mencatatmu,” demikian tulisan yang ada dalam spanduk plus foto Rio berbaju balap dengan background Manor Racing.

Rumah orang tua Rio tampak lengang. Sang penjaga rumah, Tadi Jaya Kusuma, yang biasa berjaga di pos depan juga tak terlihat sore itu, Kamis (11/8/2016). Hanya dua ekor anjing jenis bulldog warna cokelat kesayangan sang ibu asyik bermain di pekarangan rumah. Di pagar rumah bercat hijau yang tak begitu tinggi itulah spanduk putih penuh dengan coretan bernada dukungan dipajang.

“Kami bangga Rio. Negara dan rakyat bangga,” tulis warga bernama Arga.

Advertisement

“Teruslah mengharumkan nama bangsa dan negara. Hidup Rio,” tulis Deni yang menuliskan kata-kata dukungan yang tak kalah semangat.

Sahabat Rio yang merupakan wadah fans setia pembalap kelahiran Solo, 22 Januari 1993, ini mengaku kecewa karena pembalap idola mereka tak bisa tampil lagi di paruh kedua F1. Tapi, kalau sudah menyangkut dana dengan nominal fantastis, mereka juga tak sanggup berbuat banyak.

“Dari Sahabat Rio pusat memang sempat menggalang dana untuk Rio saat akan masuk F1 dulu. Tapi, jelas jumlah itu tak seberapa jika dibandingkan dengan total kekurangan dana yang dibutuhkan,” papar salah satu penggiat Sahabat Rio Regional Solo, Muhammad Adi Hutama, kepada Solopos.com.

Adi juga menyayangkan pemerintah yang hanya sekadar obral janji untuk memberikan dukungan finansial kepada Rio. Dana yang harus dibayarkan Rio untuk Manor demi mengamankan kursi pembalap F1 semusim penuh tak mungkin ditanggung sendiri oleh keluarga. Support sponsor sangat dibutuhkan demi menopang keberadaan Rio di F1.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif