Jogja
Jumat, 12 Agustus 2016 - 11:55 WIB

PEMBANGUNAN MAL BANTUL : Bupati Diharapkan Pikir Ulang, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suharsono didampingi Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DIY GKR Mangkubumi saat mengunjungi stand-stand pedagang pasar, dalam acara Grebek Pasar di halaman Kantor Pengelola Pasar Bantul, Kamis (11/8/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pembangunan Mal Bantul disebut Bupati tetap dapat harmonis dengan pasar tradisional

Harianjogja.com, BANTUL — Kepala Kantor Pengelola Pasar, Slamet Santosa menjelaskan acara  Grebek Pasar digelar di Halaman kantor Pengelola Pasar Bantul, Kamis (11/8/2016). Grebek Pasar ini dilakukan sebagai ajang untuk mempromosikaan pasar tradisional, selain itu juga untuk mendorong para pedagang untuk meningkatkan daya saing, serta sebagai bentuk perlindungan terhadap pasar tradisional.

Advertisement

“Dengan acara ini kita akan mempromosikan keunggulan masing-masing dari 29 pasar yang ada di Bantul,” kata Slamet.

Ia mengatakan pihaknya memang sudah merencanakan kegiatan ini sebagai agenda tahunan sebagai bentuk tanggung jawab atas pengelola pasar yang seharusnya membuat pasar tradisional tetap mampu bersaing dan lebih maju ke depannya.

Slamet menambahkan aturan jarak pasar tradisional dengan pasar modern dengan jarak 3.000 meter itu sudah ideal, kata dia, yang perlu juga diperhatikan adalah penerapan aturan tersebut di lapangan.

Advertisement

Menanggapi wacana bupati terkait rencana pembangunan mal, salah satu pedagang sembako dari Pasar Barongan, Muryanti mengatakan dirinya tidak setuju dengan rencana pembangunan mal di Bantul. Pasalnya keberadaan mal semakin lama akan semakin menggeser keberadaan pasar arena para pembeli di pasar akan berpindak ke mall.

“Walaupun jaraknya diatur, saya sebagai rakyat kecil tetap tidak setuju. Karena kalau barang yang dijual dipasar itu ada di mal seperti adanya supermarket maka pembeli pasti akan memilih membeli kesana,” kata Muryanti.

Ia berharap bupati dapat memikirkan ulang terkait rencana tersebut, dengan demikian sebelum adanya pembangunan mal akan lebih baik jika pasar-pasar tradisional harus dimajukan terlebih dahulu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif