Soloraya
Rabu, 10 Agustus 2016 - 15:40 WIB

PROGRAM KB : Saat Ganjar Bertemu Akseptor yang Ngeyel Ingin Punya Anak Banyak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Ganjar Pranowo, menggendong salah satu bayi yang sedang ikut ibunya antre layanan KB di Rumah Sakit Natalia Boyolali, Rabu (10/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Program KB, salah seorang akseptor KB ngeyel tetap ingin punya anak banyak.

Solopos.com, BOYOLALI–Giyanti, 31, warga Randusari, Teras, menggendong putra keduanya, Satriya, yang masih berusia 10 bulan, saat antre layanan keluarga berencana (KB) di Rumah Sakit Natalia, Boyolali, Rabu (10/8/2016) pagi.

Advertisement

Di tengah kegelisahannya mengantre, dia dikagetkan dengan kehadiran rombongan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, yang saat itu sudah blusukan ke ruang pelayanan KB.

Kepada Giyanti, Ganjar langsung bertanya, “Ini anak keberapa?” Giyanti pun menjawab bayi yang kemudian digendong Ganjar adalah anak kedua.

Advertisement

Kepada Giyanti, Ganjar langsung bertanya, “Ini anak keberapa?” Giyanti pun menjawab bayi yang kemudian digendong Ganjar adalah anak kedua.

“Ya sudah, dua saja ya. Jangan banyak-banyak,” ujar Ganjar kepada Giyanti. Giyanti pun semangat menerima imbauan Gubernur dan mengatakan bahwa dia sedang antre untuk pasang KB jenis IUD.

Namun, lain halnya saat Ganjar menemui akseptor yang sedang memasang KB implant. Akseptor yang mengaku berusia 35 tahun itu sudah punya dua anak, namun masih ingin punya anak lagi karena kedua anaknya laki-laki. “Saya masih ingin punya anak perempuan Pak,” ujar perempuan tersebut.

Advertisement

Kunjungan Ganjar ke RS Natalia mengawali Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIII dan Hari Anak Nasional tingkat Provinsi Jateng yang dipusatkan di Alun-alun Kabupaten Boyolali. Menurut Ganjar, laju pertumbuhan penduduk di Jateng harus terus ditekan agar bisa mencapai angka total fertility rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dimiliki wanita selama masa reproduksinya adalah 2.

“Kalau laju pertumbuhan penduduk kita tidak dikendalikan, bisa kacau nanti, karena beban penyediaan pangan dan energi akan lebih berat,” kata Ganjar.

Saat ini, angka TFR di Jateng masih 2,5 dengan angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,37%.

Advertisement

Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengklaim upaya pengendalian pertumbuhan penduduk di Boyolali terbaik karena di bawah angka pertumbuhan penduduk Jateng. “Kalau Jateng masih 0,37%, Boyolali sudah 0,34%. Angka nasional bahkan masih 0,7%,” kata Seno.

Tidak hanya soal berapa jumlah anak yang dimiliki tiap keluarga, Ganjar juga mengingatkan masalah daya tahan keluarga.

Menurut Ketua PKK Jateng, Siti Atiqoh, ketahanan keluarga bisa dibentuk jika keluarga menjalankan empat fungsi, yakni keluarga sebagai tempat berkumpul, tempat berinteraksi, tempat berdaya, dan berbagi. “Upaya perlindungan terhadap hak-hak anak menjadi isu penting dalam menciptakan ketahanan keluarga,” kata Atiqoh.

Advertisement

Oleh karena itu, dalam Peringatan Harganas dan Hari Anak Nasional di Boyolali kemarin juga dibacakan Deklarasi Suara Anak Jawa Tengah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif