News
Rabu, 10 Agustus 2016 - 16:11 WIB

FULL DAY SCHOOL : Puan: Wacana FDS Dibatalkan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menko PMK Puan Maharani meninjau salah anjungan dalam peresmian kick off program nasional pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Bandung, Kamis (7/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fahrul Jayadiputra)

Full day school, Menko PMK, Puan Maharani, meminta wacana full day school (FDS) dibatalkan.

Solopos.com, SOLO–Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, meminta wacana sekolah sehari penuh atau full day school dibatalkan. Puan menilai masih perlu kajian komprehensif untuk melihat kesiapan penerapan kebijakan.
“Saya berharap Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) membatalkan dulu rencana tersebut (full day school) untuk kemudian mengkaji secara mendalam,” ujarnya saat ditemui wartawan seusai pembukaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 di kompleks Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8/2016).

Advertisement

Puan mengatakan wacana full day school harus mengakomodasi berbagai perspektif mulai sekolah, tenaga pengajar, orang tua serta murid bersangkutan. Menurut dia, harus ada kesiapan dan kesamaan pandangan sebelum menggulirkan sebuah kebijakan. Puan menilai full day school belum tepat diterapkan saat ini.

“Perlu ditelaah kembali kesiapan sekolah, kesiapan guru hingga pendapat orang tua. Apakah mereka menginginkan itu (full day school)? Tidak mungkin kebijakan diterapkan secara tiba-tiba,” ujarnya.

Diketahui wacana sekolah sehari penuh yang dilontarkan Mendikbud, Muhadjir Effendy, langsung menuai pro-kontra. Kebijakan itu dianggap mengurangi waktu interaksi anak dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Menko PMK melihat ada sejumlah mispersepsi menyikapi pengertian full day school. Puan mengatakan Mendikbud tidak mengajak siswa belajar sehari penuh, melainkan menambah waktu untuk pendidikan karakter semisal ekstrakurikuler selepas sekolah.

Advertisement

“Jadi bukan belajar dari pagi sampai sore seperti robot, tapi diberi kegiatan ekstrakurikuler yang mendidik dan menyenangkan seusai sekolah.”

Puan menambahkan pendidikan bersama keluarga tak kalah penting dibanding pendidikan formal di sekolah. “Setiap aspek pendidikan muaranya harus ke penguatan karakter bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPRD Solo, Reny Widyawati, mendukung program full day school diterapkan di Solo. Menurut Reny, wacana kebijakan tersebut perlu dilihat secara utuh. “Tidak bisa dipungkiri, sekarang banyak orang tua di perkotaan yang sibuk bekerja. Pengawasan kepada anak jadi berkurang. Daripada anak keluyuran, lebih baik di sekolah mengikuti sejumlah kegiatan,” ujarnya.

Advertisement

Reny menambahkan wacana full day school juga mendorong optimalisasi peran guru yang mendapat tunjangan sertifikasi. “Pengajar perlu diberdayakan untuk mendorong peningkatan kualitas anak didik,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif