News
Rabu, 10 Agustus 2016 - 23:00 WIB

El Nino Usai, La Nina Jadi Alasan Impor Beras Lagi?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mesin panen (combine harvester) dioperasikan di sawah Nganjuk, Selasa (23/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Impor beras masih berpeluang terjadi meski “berkah” La Nina meningkatkan curah hujan.

Solopos.com, JAKARTA — Kendati faktor La Nina mendorong peningkatan produksi padi sejak Juni 2016, pemerintah mulai mewaspadai produksi pada Agustus-September 2016 agar tetap mencukupi kebutuhan sehingga harga tidak bergejolak sampai akhir tahun.

Advertisement

Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan faktor La Nina meningkatkan curah hujan saat musim kemarau sehingga membuat panen beras lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, dia mengatakan bahwa Agustus-September menjadi masa waspada untuk pemerintah mengkaji kembali apakah pertanaman dan panen cukup untuk memenuhi kebutuhan dan mengisi stok pangan.

“Kita harus tahu di lapangan apa betul penanamannya cukup atau enggak. Secara umum, beras oke walaupun tetap waspada melihat situasinya satu dua bulan ini,” katanya, di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (10/8/2016).

Per hari ini, Darmin mengtakan harga beras nasional memang terpantau turun 1,1% dari harga beras per Januari. Dilansir dari sistem pemantauan pasar kebutuhan pokok (SP2KP) Kemendag, harga beras medium nasional mencapai Rp10.546/kg.

Advertisement

Namun, dia mengatakan Presiden Joko Widodo mengharapkan agar harga beras dapat turun lebih dari harga saat ini. ”Presiden mengatakan belum puas, masih ingin ada penurunan,” ujarnya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan berkah La Nina sudah mulai terlihat dari luas tanam per Juli 2016 yang naik 300.000 ha menjadi 900.000 ha bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Musim kering biasanya terjadi Juli-September. Hal tersebut positif untuk mengerek produksi padi sesuai target tahun ini 75,13 juta ton.

“Kemudian agustus kita target luas tanam 1 juta ha, September kita target juga 1 juta ha,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif