Jogja
Selasa, 9 Agustus 2016 - 21:55 WIB

TEKNOLOGI PERTANIAN : Susahnya Mengoperasikan Mesin Perontok Padi...

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Agus Winarto mengoperasikan mesin perontok padi di Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Senin (8/8/2016). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Teknologi pertanian terus diperbarui, namun praktek penggunaan di lapangan tidak semudah teori

Harianjogja.com, SLEMAN- Pemerintah sedang menggalakkan teknologi pertanian. Namun sayangnya, sumber daya manusia di bidang pertanian belum sepenuhnya siap.

Advertisement

Areal lahan pertanian padi di Bayen, Purwomartani, Kalasan, Sleman sudah mulai menguning. Para petani dengan sukacita mulai memanen.

Ada yang menggunakan mesin perontok manual, ada yang memotongnya kemudian dirontokkan dengan sistem memukulkan batang padi. Namun, ada salahsatu alat mesin canggih yang turut mewarnai pesta panen di kalangan petani itu.

Advertisement

Ada yang menggunakan mesin perontok manual, ada yang memotongnya kemudian dirontokkan dengan sistem memukulkan batang padi. Namun, ada salahsatu alat mesin canggih yang turut mewarnai pesta panen di kalangan petani itu.

Sebuah mesin perontok padi pabrikan ikut meraung di tengah lahan dipenuhi padi tersebut. Mesin perontok padi buatan salahsatu merek dalam negeri itu merupakan bantuan dari Pemkab Sleman.

“Sebenarnya cukup membantu, tetapi tidak semua lahan bisa,” ujar Agus Winarto, 45, saat berbincang dengan Harianjogja.com, Senin (8/8/2016) siang sembari menghentikan laju mesin yang ia kemudikan.

Advertisement


Agus Winarto adalah Ketua Kelompok Tani Desa Sindumartani Ngemplak, Sleman. Alat yang ia operasikan merupakan milik gabungan kelompok tani Widodomanunggal Ngemplak, Sleman.

Tetapi Agus mengoperasikannya di Purwomartani, Kalasan karena memang belum banyak yang mampu mengoperasikan alat tersebut. Ia tak memungkiri, alat yang kini dioperasikan tersebut sempat mangkrak selama sebulan.

“Kalau bisa menyetir mobil bisa mengoperasikan. Saya latihannya hanya sebentar, tidak secara khusus,” ucap dia.

Advertisement

Proses kerja alat tersebut tergolong sederhana dengan satu mesin diesel. Komponen bagian depan ada yang merobohkan leher padi hingga kemudian terpotong.

Setelah terpotong, kemudian padi dan tangkainya masuk ke dalam alat yang posisinya memutar ke kiri dan masuk ke dalam cerbong perontok. Di dalam cerbong itulah dipisahkan antara padi dengan dedaunan dan tangkai.

Dedaunan dibuang keluar dan padi kotor masuk diangkat masuk ke dalam lubang blower yang posisinya paling atas. Di dalam blower tersebut, lalu dipilihlah antara padi baik dengan yang buruk.

Advertisement

Di Bayen, Purwomartani, Kalasan kemarin, Agus telah menyelesaikan lebih dari 1.000 meter persegi lahan tanaman padi telah dirontokkan menjadi gabah. Setiap 1.000 meter itu mampu diselesaikan sekitar 1,5 jam.

Bersambung halaman 3

Sayangnya memang tidak seluruhnya bisa bersih. Dari beberapa titik tanaman padi roboh yang sudah menguning tidak bisa dirontokkan. Selain itu, di setiap tanaman padi berada di lekukan maupun pinggiran sawah tidak mampu terjangkau oleh mesin.

Syarat utama tanaman bisa dirontokkan dengan mesin canggih itu adalah, kondisi lahan tidak berair serta posisi lahan lurus layaknya lapangan sepakbola.

Karena jika lahan becek, maka dapat menganggu putaran mesin pemotong, mengingat rodanya menggunakan rantai besi. “Kalau becek dan roboh, angkat tangan,” ujar warga Kejambon, Sindumartani, Ngemplak ini.

Selain peralatan kerapkali tak sesuai dengan kondisi lahan, Agus mengakui minimnya sumber daya pertanian untuk mendukung peralatan canggih. Akibatnya banyak yang mangkrak.

Bahkan, Agus dimintai memberikan training terhadap salahsatu kelompok tani di Selomartani, Kalasan tentang pengoperasian alat perontok padi. Karena sudah mendapatkan bantuan namun mereka tidak ada yang bisa mengoperasikan.

“Pemerintah kadang memberi alat terus tetapi kurang memperhatikan manusianya [SDM]. Sekarang pemuda mana, ada yang mau mengoperasikan alat seperti ini, kalau petani yang sudah tua banyak yang tidak mampu,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif