Soloraya
Selasa, 9 Agustus 2016 - 17:15 WIB

RUANG PUBLIK SOLO : Rumdin Wali Kota Loji Gandrung Jadi Ruang Publik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Loji Gandrung Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Ruang publik Solo, wali kota memberi lampu hijau Loji Gandrung jadi ruang publik.

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo memberi lampu hijau ihwal wacana rumah dinas Loji Gandrung sebagai ruang publik. Pemkot kini masih menyusun detail engineering design (DED) terkait penataan dan revitalisasi bangunan Loji Gandrung.

Advertisement

Rudy, sapaan akrabnya mengemukakan wacana Loji Gandrung dibuka untuk umum dinilai mampu mendekatkan pejabat daerah dengan masyarakat. Sebagai langkah awal, Rudy membongkar pagar Loji Gadrung.

“Tidak ada jarak pemisah antara warga dengan pejabat daerah. Jadi nanti warga bisa mengunjungi Loji Gandrung kapan saja,” ujarnya ketika dijumpai wartawan di Loji Gandrung, Selasa (9/8/2016).

Advertisement

“Tidak ada jarak pemisah antara warga dengan pejabat daerah. Jadi nanti warga bisa mengunjungi Loji Gandrung kapan saja,” ujarnya ketika dijumpai wartawan di Loji Gandrung, Selasa (9/8/2016).

Rudy ingin agar masyarakat mengetahui bangunan Loji Gandrung yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya (BCB) di Kota Bengawan. Sedangkan dari sisi keamanan jika Loji Gandrung dibuka untuk umum, Rudy mengaku tak khawatir. “Tidur di mana saja tidak masalah. Keamanan juga ada yang menjaga. Jadi tidak khawatir,” kata Rudy.

Wacana membuka Loji Gandrung sebagai ruang publik, masih terus dibahas tim Pemkot. Pemkot bahkan merencanakan merevitalisasi bangunan Loji Gandrung, dimulai dengan menyusun DED. Rudy menargetkan revitalisasi tersebut bisa dikerjakan tahun depan.

Advertisement

Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo Agus Djoko Witiarso sebelumnya mengatakan tengah memetakan kerusakan bangunan Loji Gandrung sebelum merestorasi Loji Gandrung.

“Loji Gandrung merupakan BCB (bangunan cagar budaya) sehingga perlu kehati-hatian dalam merestorasi bangunan,” katanya.

Agus memerinci tiga bagian Loji Gandrung masuk BCB, meliputi bagian rumah atau bagian utama, sayap kanan dan sayap kiri. Sedangkan pendapa, musala dan kantor untuk Satpol PP merupakan bangunan tambahan. Sejauh ini muncul wacana Loji Gandrung menjadi museum.

Advertisement

“Tapi wacana masih terus dikaji. Apakah layak dijadikan museum atau tidak. Diperlukan pembahasan lebih mendalam terkait fungsi Loji Gandrung,” terangnya.

Saat ini, Agus mengatakan pagar depan Loji Gandrung dibongkar dan diganti dengan taman. Pembongkaran untuk menonjolkan kemegahan bangunan bergaya arsitektur berlagam Eropa tersebut. “Bangunan Loji Gandrung dibuka untuk masyarakat umum. Jadi pagar dirobohkan diganti dengan taman,” kata Agus.

Sejauh ini bangunan Loji Gandrung merupakan BCB, tertutup pagar depan. Sehingga, dari arah Jl. Slamet Riyadi, kemegahan bangunan Loji Gandrung tak terlihat. Agus mengatakan DTRK menggandeng konsultan yang ahli di bidang cagar budaya agar mendapatkan sejumlah masukan tentang bangunan yang dulunya milik saudagar gula dari Eropa itu. Selain melibatkan Konsultan ahli bidang cagar budaya, DTRK juga menggandeng Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).

Advertisement

Menurut Agus, gaya arsitektur Loji Gandrung multi kultural, yakni perpaduan Jawa dan bangunan Eropa. Kedepan Loji Gandrung akan dikembalikan sesuai dengan aslinya, seperti pengembalian warna asli waktu pertama dibangun. Nantinya, Agus juga berencana memasang story line di bagian depan Loji Gandrung. Pemasangan story line untuk memberi penjelasan mengenai sejarah Loji Gandrung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif