News
Selasa, 9 Agustus 2016 - 13:00 WIB

FULL DAY SCHOOL : Disdikpora Boyolali: Kalau Belajar Monoton di Kelas, Ya Percuma!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SD Mojokerto belajar mencuci tangan, Rabu (18/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Zabur Karuru)

Full day school dinilai Disdikpora Boyolali

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali setuju dengan wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy terkait full day school (FDS) bagi SD dan SMP, dengan catatan diisi kegiatan kreatif. Namun jika hanya di kelas, hal itu justru berdampak negatif.

Advertisement

Jika dijalankan dengan benar, full day school akan menuntut sekolah-sekolah untuk lebih kreatif dalam membuat program belajar. Jika full day school hanya diisi dengan belajar di kelas, justru akan berdampak negatif bagi anak.

Kepala Disdikpora Boyolali, Abdul Rahman, menyampaikan saat ini sudah banyak sekolah yang melaksanakan full day school terutama sekolah-sekolah swasta maupun sekolah-sekolah unggulan. Di sekolah negeri juga ada yang menerapkan jam belajar hingga pukul 13.30 WIB atau 14.00 WIB.

“Kalau full day school itu acuannya sekolah sampai pukul 15.00 WIB. Kalau dikaji, memang manfaatnya bisa lebih besar asalkan diikuti program belajar yang kreatif dan inovatif. Kalau program belajarnya monoton, ya percuma,” kata Abdul, saat berbincang dengan Espos, Selasa (9/8/2016).

Advertisement

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyarankan ada uji coba program sekolah sepanjang hari atau full day school sebelum kebijakan yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) baru itu benar-benar diterapkan.

Hal itu disampaikan Wapres Kalla saat bertemu dengan Mendikbud Muhadjir Effendi di kantornya, Jl. Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (8/8/2016). “Saya sudah konsultasi dan beliau [Wapres Kalla] menyarankan ada semacam pilot project dulu,” ujar Muhadjir menginfokan hasil pertemuannya.

Dia mengaku Presiden Joko Widodo sudah memberi persetujuan terhadap pelaksanaan program baru itu, bahkan mengapresiasi melalui pemberian contoh. Begitu pula dengan Wapres Kalla yang diakuinya memberi tanggapan positif. Ke depan, pihaknya akan menyusun langkah lebih lanjut. Baca: Mendikbud Ingin Seluruh SD-SMP Pakai Sistem Full Day, Wapres ACC!

Advertisement

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengungkapkan gagasan full day school tersebut banyak diilhami oleh sekolah swasta yang sudah lebih dulu menerapkannya. Melalui perpanjangan waktu belajar sampai pukul 17.00 WIB, guru mendapat kesempatan lebih untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang sesuai.

Selain itu, hal itu bertujuan untuk menghindari terjadinya kegiatan menyimpang dari anak ketika di luar kendali guru dan orang tua yang masih berada pada waktu kerja. “Saya duga terjadi penyimpangan oleh remaja karena celah ini, orang tua masih bekerja, guru pun sudah tidak bertanggung jawab. Maka diperpanjang untuk menyempitkan ruang kosong itu,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif