Jogja
Selasa, 9 Agustus 2016 - 19:55 WIB

Garis Kemiskinan di DIY Rp354.084 Perkapita per Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari Gudang Bulog Logandeng sedang menurunkan jatah beras miskin untuk warga di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Jumat (5/8/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Garis kemiskinan di DIY naik

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat garis kemiskinan DIY pada Maret 2016 terhadap periode tahun sebelumnya naik. Kenaikannya mencapai 5,42%. Kondisi ini terjadi baik di pedesaan maupun perkotaan.

Advertisement

Kepala BPS DIY, Bambang Kristiyanto memaparkan, garis kemiskinan pada Maret 2015 sebesar Rp335.886 perkapita per bulan sementara Maret tahun ini naik menjadi Rp354.084 perkapita per bulan.

“Andil besarnya [untuk garis kemiskinan] dari sektor pangan. Andil garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sampai 71,25 persen,” jelas Bambang, belum lama ini.

Andil makanan periode Maret 2016 ini menurutnya cukup besar. Andilnya jauh lebih besar dibandingkan perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Advertisement

Di perkotaan, dari lima komoditas penyumbang kenaikan garis kemiskinan, beras mengambil porsi paling besar yaitu mencapai 26,57%.  Selanjutnya diikuti rokok kretek filter sebesar 10.79%, telur ayam ras 5,63%, daging ayam ras 5,37%, dan mie instan 3,88%.

Meski angka garis kemiskinan naik, jumlah penduduk miskin di DIY cenderung turun. Jumlah penduduk miskin yaitu penduduk yang konsumsinya berada di bawah garis kemiskinan.

Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin ada 494,94 ribu orang. Bila dibandingkan setahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin mencapai 550,23 orang atau turun sebesar 55,29 ribu jiwa.

Advertisement

Bambang berpendapat, faktor sosial masih menjadi pemicu kemiskinan khususnya di pedesaan. Ada warga miskin yang masih ingin tetap tinggal di desa hanya karena menjaga perasaan tetangga di sekitarnya.

Karena faktor sosial ini, mereka lebih memilih untuk tidak berpindah ke tempat lain yang secara ekonomi dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif