News
Senin, 8 Agustus 2016 - 16:00 WIB

Mendikbud Ingin Seluruh SD-SMP Pakai Sistem Full Day, Wapres ACC!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Upacara perdana siswa baru SMP Negeri 24 Solo, Kamis (9/7/2015). (Dok/JIBI/Solopos)

Ide Mendikbud agar SD-SMP menerapkan sistem full day disetujui Wapres.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyetujui program perpanjangan jam sekolah yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas pendidikan dasar (SD dan SMP) baik negeri maupun swasta menggunakan sistem full day agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka bekerja.

Advertisement

“Bapak Wapres setuju. Namun beliau ada saran ‘pilot project’ dulu untuk menjajaki pasar [uji coba],” kata Mendikbud Muhadjir Effendy seusai bertemu Wapres di Jakarta, Senin (8/8/2016).

Muhadjir menjelaskan bahwa gagasan sekolah sepanjang hari (full day school) sebenarnya sudah dijalankan oleh banyak sekolah, terutama sekolah swasta. “Justru saya diilhami oleh sekolah-sekolah swasta soal ‘full day school’,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang [UMM] itu.

Advertisement

Muhadjir menjelaskan bahwa gagasan sekolah sepanjang hari (full day school) sebenarnya sudah dijalankan oleh banyak sekolah, terutama sekolah swasta. “Justru saya diilhami oleh sekolah-sekolah swasta soal ‘full day school’,” kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang [UMM] itu.

Menurut dia, sistem full day school banyak memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik sesuai dengan program Nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Bahkan nanti kita ciptakan lingkungan sekolah yang lebih menggembirakan. Kalau perlu ngaji, nanti kita undang ustaz ke sekolah,” kata salah satu pengurus teras PP Muhammadiyah itu.

Advertisement

“Jadi, anak pulang jam 5 sore [17.00 WIB], orang tuanya bisa jemput sehingga anak kita tetap ada yang bertanggung jawab setelah dilepas oleh pihak sekolah,” katanya dikutip Solopos.com dari Antara.

Kalau program tersebut diterapkan, dalam sepekan sekolah akan libur dua hari, yakni Sabtu dan Minggu sehingga menurut Muhadjir akan memberikan kesempatan bagi peserta didik bisa berkumpul lebih lama dengan keluarga. Meskipun demikian, pihaknya tetap akan menguji sejauh mana ketahanan peserta didik untuk menjalani full day school.

“Bapak Presiden sangat mengapresiasi. Wapres juga setuju. Tinggal saya nanti yang susun programnya,” katanya menambahkan.

Advertisement

Sebelumnya, Muhadjir menggagas full day school agar anak tidak sendiri ketika orang tua mereka masih bekerja.

“Dengan sistem full day school ini secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi ‘liar’ di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja,” kata Mendikbud seusai menjadi pembicara dalam pengajian untuk keluarga besar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (7/8/2016).

Menurut Muhadjir, kalau anak-anak tetap berada di sekolah, mereka bisa menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan mengaji sampai dijemput orang tuanya usai jam kerja. Anak-anak bisa pulang bersama-sama orang tua mereka sehingga ketika berada di rumah, mereka tetap dalam pengawasan, khususnya orang tua.

Advertisement

Untuk mengaji, katanya, pihak sekolah bisa memanggil guru ngaji atau ustaz yang sudah diketahui latar belakang dan rekam jejaknya, tetapi kalau mereka mengaji di luar, dikhawatirkan ada yang mengajarkan hal-hal yang menyimpang dari Islam.

Menyinggung penerapan full day school bagi pendidikan dasar tersebut, mantan Rektor UMM itu mengatakan saat ini masih terus dilakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, mulai di pusat hingga di daerah.

“Nantinya memang harus ada payung hukumnya, yakni peraturan menteri (Permen), tapi untuk saat ini masih sosialisasi terlebih dahulu secara intensif,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif