Jogja
Senin, 8 Agustus 2016 - 02:20 WIB

KASUS DBD BANTUL : 1.250 Warga Terjangkit, Demam Berdarah Berpotensi Meningkat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang ibu menunggui putrinya yang mengidap demam berdarah dengue (DBD) di RSUD dr. Iskak, Tulungagung, Jumat (15/1/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Kasus DBD Bantul berpotensi meningkat

Harianjogja.com, BANTUL– Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun ini diprediksi meningkat. Tercatat 1.250 warga telah terjangkit demam berdarah.

Advertisement

Dinas Kesehatan Bantul melansir jumlah pasien yang terjangkit demam berdarah dalam rentang Januari hingga awal Agustus tahun ini sebanyak 1.250 jiwa. Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Bantul Pramudi Dharmawan mengatakan kasus demam berdarah tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Salah satu penyebabnya karena adanya fenomena alam La Nina yang terjadi mulai pertengahan tahun ini. La Nina menyebabkan kemarau basah dengan adanya hujan berkepanjangan.

“Kalau hujan terus menerus, genangan air [tempat kembang biak nyamuk demam berdarah] enggak bisa hilang,” jelas Pramudi Dharmawan, Jumat (5/8/2016).

Advertisement

Dibanding 2015, angka demam berdarah tercatat sebanyak 1.441 kasus dalam rentang satu tahun. Tahun lalu, terjadi fenomena alam El Nino yang menyebabkan kemarau panjang atau kebalikan dari La Nina.

Saat ini, baru sampai pertengahan tahun angka demam berdarah telah mencapai 1.250 kasus. Sebanyak 50% dari total kasus demam berdarah terjadi di Kecamatan Banguntapan, Sewon dan Kasihan yang berbatasan langsung dengan Kota Jogja.

Kendati demikian, kabar baiknya kata dia sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat demam berdarah. Dinas Kesehatan memutuskan mengambil tindakan cepat untuk mencegah korban jiwa.

Advertisement

“Mulai sekarang, kalau panas dan trombosit turun langsung kami minta mondok [opname], tidak harus menunggu panas lebih dari dua hari. Ini untuk menekan jangan sampai ada korban jiwa,” papar dia.

Ia mengimbau masyarakat meningkatkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masa-masa rawan demam berdarah seperti sekarang. Tindakan PSN dinilai lebih efektif daripada foging atau pengasapan.

“Kalau foging sudah tidak mempan, karena nyamuknya sudah resisten atau kebal. Lebih baik melakukan PSN sesering mungkin di lingkungan masing-masing,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif