Soloraya
Minggu, 7 Agustus 2016 - 15:15 WIB

PERTAMBANGAN BOYOLALI : Kades se-Selo Imbau Truk Pasir Tak Beroperasi di Jalur SSB, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan kendaraan antre jalur di Solo-Selo-Borobudur (SSB) yang sedang diperbaiki di wilayah Gebyog, Desa Selo, Kecamatan Selo, Minggu (7/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Pertambangan Boyolali, Kades se-Selo meminta truk pengangkut galian C berhenti sementara melewati jalur SSB.

Solopos.com, BOYOLALI–Kepala desa (kades) se-Kecamatan Selo membuat kesepakatan bersama meminta truk pengangkut pasir hasil penambangan liar di Kali Apu dan sekitarnya berhenti beroperasi sementara, selama masa panen tembakau.

Advertisement

Kades Samiran, Kecamatan Selo, Marjuki, menjelaskan kesepakatan bersama itu disampaikan seluruh kades di Kecamatan Selo kepada Camat Selo, Wurlaksono, saat rapat koordinasi tingkat kecamatan Jumat (5/8/2016).

“Paling tidak pertengahan Agustus hingga pertengahan Oktober ini petani di sepuluh desa di Kecamatan Selo mulai panen tembakau. Kami mohon truk pasir berhenti beroperasi selama masa panen,” kata Marjuki, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (6/8/2016).

Advertisement

“Paling tidak pertengahan Agustus hingga pertengahan Oktober ini petani di sepuluh desa di Kecamatan Selo mulai panen tembakau. Kami mohon truk pasir berhenti beroperasi selama masa panen,” kata Marjuki, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (6/8/2016).

Dia berharap gangguan selama distribusi tidak menambah kerugian petani karena hasil panen tembakau tahun ini kurang baik. Dengan cuaca kemarau basah, curah hujan di lereng Merapi Merbabu cenderung tinggi. Petani akan menuju wilayah Boyolali Kota untuk menjemur tembakau. Biasanya tembakau yang sudah dirajang itu di bawa menggunakan rigen. “Jika dijalan terkena debu pasir, wah repot jadinya. Kualitas tembakau tambah jelek nanti.”

Sedangkan hasil panen tembakau akan dikirim ke pabrik-pabrik rokok atau pengepul tembakau di wilayah Semarang atau Temanggung.

Advertisement

Dia menyoroti jalur dari Gebyog, Selo menuju Ampel. Jalur tersebut adalah jalur alternatif menuju Semarang. Angkutan tembakau sering melintasi jalur tersebut. “Sekarang kondisi jalan rusak parah,” ujar Marjuki.

Sekarang perkumpulan kepala desa di Kecamatan Selo masih menunggu respons dari instansi terkait untuk berani menghentikan operasional truk pasir selama musim panen tembakau.

Camat Selo, Wurlaksono, membenarkan ada permohonan dari seluruh kepala desa di Kecamatan Selo agar truk pasir ini memberikan peluang kepada petani untuk menyelesaikan masa panen.

Advertisement

“Mereka menyikapi banyaknya operasional truk pasir yang dikaitkan dengan datangnya musim panen tembakau,” kata Wurlaksono.

Saat tiba musim panen tembakau, akan banyak sekali armada yang mengangkut hasil panen baik hendak menjemur maupun ke pabrik. Namun, kondisinya sarana prasarana jalan saat ini masih sedang dalam perbaikan. “Bankan di Candipetak-Gebyog, hanya bisa satu jalur. Ini memungkinkan truk pasir dan angkutan tembakau rebutan,” kata Wurlaksono.

Untuk menyikapi permohonan dari perkumpukan kepala desa dan petani di sepuluh desa di Selo, Pemerintah Kecamatan Selo akan berkomunikasi dengan instansi terkait yakni DPU dan ESDM serta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo).

Advertisement

“Kira-kira bisa ndak truk pasir berhenti beroperasi untuk sementara waktu.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif