Jogja
Sabtu, 6 Agustus 2016 - 10:20 WIB

POLEMIK PERANGKAT DESA : Pemdes Baleharjo Dituding Tarik Biaya Pelantikan Perangkat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perwakilan pemuda Bejiharjo saat melakukan audiensi tentang dugaan penarikan pungutan dalam pelantikan perangkat desa di ruang kepala desa Bejiharjo, Jumat (5/8/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Polemik perangkat desa di Baleharjo Gunungkidul muncul karena ada dugaan pungutan liar untuk para perangkat desa yang lolos seleksi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Belasan pemuda asal Desa Bejiharjo, Karangmojo mendatangi balai desa setempat untuk mengetahui proses pengisian perangkat yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Advertisement

Kedatangan itu erat kaitannya dengan pungutan oleh pihak desa terhadap calon yang lolos seleksi.

Adapun besaran pungutan bervariasi dan disesuaikan dengan jabatan yang diisi. Untuk Kepala Dusun, peserta ditarik Rp8 juta, sedang untuk posisi staf ditarik Rp7 juta.

Advertisement

Adapun besaran pungutan bervariasi dan disesuaikan dengan jabatan yang diisi. Untuk Kepala Dusun, peserta ditarik Rp8 juta, sedang untuk posisi staf ditarik Rp7 juta.

Diduga dari pungutan itu pihak desa memeroleh dana Rp37 juta. Hasil ini merupakan akumulasi tarikan dari dua calon kepala dusun dan tiga orang staf desa.

Koordinator aksi Surya Wijaya mengatakan, kedatangan ke balai desa untuk menuntut penjelasan pihak desa terkait adanya pungutan sumbangan kepada peserta tes perangkat yang lulus ujian.

Advertisement

“Ini aneh karena dalam aturan hal itu tidak disebutkan dan seluruh biaya dalam pengisian ditanggung oleh pihak desa,” kata Surya kepada wartawan usai melakukan audiensi dengan pihak desa, Jumat (5/8/2016).

Dia menjelaskan, dari penuturan kepala desa, uang tersebut bukan pungutan, melainkan dana suka rela dari masing-masing calon untuk syukuran usai pelantikan. Namun anehnya, kata Surya, saat ditanya tentang rincian penggunaan anggaran, pihak desa belum bisa memberikan dan baru akan menyerahkan hasil penggunaan pada Senin pekan depan.

“Katanya syukuran, tapi kok nggak ada buktinya dan suasana balai desa juga tetap sepi saat pelantikan,” sindirnya.

Advertisement

Hal senada diungkapkan oleh Heri Trikusumo, salah seorang pemuda yang ikut aksi tersebut. Dia menjelaskan, dari pungutan itu pihak desa meraup uang hingga puluhan juta.

“Besaran dana mulai Rp7-8 juta. Jadi bisa hitung sendiri berapa jumlahnya karena yang dilantik ada lima orang,” ungkapnya.

Dia pun berharap agar desa mau lebih transparan. Menurutnya ini menjadi penting demi penyelenggaraan pemerintahan atau pembangunan di Bejiharjo yang lebih baik lagi. “Kita tidak bermaksud apa-apa tapi ini demi kemajuan dan transparansi di desa,” katanya.

Advertisement

Terpisah, Kepala Desa Bejiharjo Yanto mengakui adanya uang sumbangan dari kelima perangkat desa yang terpilih dari hasil seleksi. Namun ia mengaskan, uang tersebut bukan pungutan melaikan hasil sumbangan sukarela dari masing-masing calon.

“Sebelum pelantikan, kita sudah koordinasi yang memberikan opsi apakah pelantikan hanya biasa-biasa saja atau ada syukuran. Lalu oleh kelima calon disepakati untuk iuran dan itu berdasar atas inisiatif calon dan bukan dari desa,” kata Yanto.

Dia menjelaskan, dari patungan kelima calon terkumpul uang Rp37 juta. Dana ini digunakan untuk syukuran mulai dari makan-makan dan pentas hiburan elekton hingga sewa peralatan pada saat pelantikan yang dilakukan 19 Juli lalu.

“Kegiatan syukuran tidak ada kaitannya dengan proses seleksi. Sebab ini murni inisiatif dari para calon, sehingga biayanya pun ditanggung mereka sendiri,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif