Sport
Sabtu, 6 Agustus 2016 - 16:30 WIB

OLIMPIADE 2016 : Gagal di London, Bawa Kembali Emas Tim Merah Putih!

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kontingen Indonesia di Olimpiade 2016 (REUTERS/Kai Pfaffenbach)

Olimpiade 2016 diikuti oleh sejumlah atlet Indonesia.

Solopos.com, RIO DE JANEIRO — Sebanyak 28 atlet akan mewakili Indonesia berjuang di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Mereka bakal berjuang dalam tujuh cabang olah raga, yakni panahan, atletik, bulu tangkis, balap sepeda, dayung, renang, dan angkat berat. Tujuan utama jelas untuk meraih medali emas demi Merah Putih.

Advertisement

Jumlah delegasi ini lebih banyak daripada Olimpiade 2012 di London, Inggris, lalu. Saat itu Merah Putih diwakili 22 atlet yang turun dalam delapan cabang olah raga. Dari London, Indonesia hanya mampu membawa pulang dua medali, yakni satu perak atas nama Triyatno yang berjuang di angkat berat putra 69 kg dan perunggu oleh Eko Yuli Irawan di angkat berat putra 62 kg.

Ya, untuk kali pertama sejak Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan, Indonesia gagal meraih medali emas. Padahal setelah itu sejak Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, hingga Olimpiade 2008 di Beijing, Tiongkok, Merah Putih selalu pulang dengan emas. Emas terakhir didapat di Beijing lewat badminton oleh ganda putra, Hendra Setiawan.

Advertisement

Ya, untuk kali pertama sejak Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan, Indonesia gagal meraih medali emas. Padahal setelah itu sejak Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, hingga Olimpiade 2008 di Beijing, Tiongkok, Merah Putih selalu pulang dengan emas. Emas terakhir didapat di Beijing lewat badminton oleh ganda putra, Hendra Setiawan.

Dalam Olimpiade dua episode, dua lifter kebanggaan Indonesia, Triyatno dan Eko Yuli Irawan, kembali unjuk gigi. Keduanya rutin menyumbang medali sejak Olimpiade 2008. Triyatno menyumbang perak (2012) dan perunggu (2008). Sedangkan Eko Yuli Irawan mempersembahkan perunggu dua kali beruntun.

Bahkan, Forbes.com, Jumat (5/8/2016), melansir nama Triyatno masuk dalam 15 atlet asal Asia yang patut diwaspadai di Olimpiade 2016. Jika ia berhasil menyabet emas di Brasil, ia akan mencetak sejarah baru bagi angkat berat Indonesia. Sejak Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, angkat berat jadi andalan penyumbang medali. Angkat berat berusaha bersinar lagi di panggung ini dengan mengirimkan tujuh wakil, yang terdiri dari lima lifter putra dan dua putri.

Advertisement

Terlepas dari dua cabor andalan, Indonesia juga menargetkan medali untuk cabor lain seperti panahan. Lawan terberat yang akan dihadapi atlet Indonesia akan datang dari negara-negara Asia, terutama Korea Selatan. Berbekal gelar juara dalam kejuaraan memanah di Turki, Indonesia memasang target medali yang diwakili empat orang atlet, tiga putra dan satu putri.

“Korea Selatan masih menjadi lawan tangguh. Mereka itu memiliki teknik yang akurat dan sempurna. Taipei dan Jepang juga bagus, pokoknya negara-negara Asia itu berat. Kalau Eropa kan timbul tenggelam prestasinya,” kata legenda panahan, Nurfitriyana Saiman, dilansir Detik.com.

Satu-satunya wakil Merah Putih di balap sepeda, Toni Syarifudin, mengaku campur aduk jelang pertandingan. Sepanjang sejarah balap sepeda Indonesia, dia merupakan pembalap ketujuh yang bertarung di Olimpiade.

Advertisement

“Persiapannya lancar bisa dibilang sudah 90%. Memang baru ini bisa masuk trek yang replika Rio dan ternyata trek di Sirkuit Chula Vista lebih besar di Rio. Tetapi lancar, sedikit demi sedikit bisa lebih baik,” ungkap Toni.

Atlet kelahiran 13 Juni 1991 itu mendapatkan tiket Olimpiade dengan penuh perjuangan. Melalui kerja sama dengan rekannya pebalap BMX putri, Elga Kharisma, poin Indonesia pun terdongkrak. Federasi balap sepeda dunia (UCI) kemudian mengumumkan Indonesia berhasil lolos di kategori putra setelah menempati peringkat ke-12 dalam peringkat negara untuk kualifikasi Olimpiade.

Sementara itu, sebanyak tujuh atlet akan dalam acara defile upacara pembukaan Olimpiade di Stadion Maracana, Sabtu (6/8/2016) pagi WIB. Mereka antara lain adalah Maria Londa, Sudirman Hadi, Glenn Victor, dan Yessy Yosaputra.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif