Pertumbuhan ekonomi DIY tumbuh lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya
Harianjogja.com, BANTUL–Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan II 2016 tumbuh 5,57% lebih cepat dibanding triwulan I 2016 yang sebesar 4,84%.
Perekonomian DIY yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2016 mencapai Rp26,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp21,4 triliun.
“Perekonomian DIY triwulan II 2016 terhadap triwulan II 2015 tumbuh 5,57 persen. Jauh lebih cepat dibanding periode yang sama pada 2015 sebesar 4,63%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto di Gedung BPS DIY, Bantul, Jumat (5/8/2016).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 13,50%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor luar negeri sebesar 63,65%.
Perekonomian DIY triwulan II 2016 terhadap triwulan sebelumnya, tumbuh sebesar 0,43% quarter to quarter (q to q).
Hal ini dipandang sebagai geliat ekonomi yang lebih baik karena triwulan I 2016 mengalami kontraksi 0,34%. Dari sisi produksi, pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan pada lapangan usaha administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang tumbuh 6,91%. “Andil itu merupakan yang terbesar,” kata dia.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi terutama digerakkan oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 2,99%. Namun, share pertumbuhannya menjadi yang terbesar yakni 1,78%.
Adapun tiga urutan terbesar lapangan usaha pemberi kontribusi struktur ekonomi DIY pada triwulan II 2016 yakni industri pengolahan, penyedia jasa akomodasi dan makan minum, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Ketiga lapangan usaha ini memberikan kontribusi sebesar 33,73%.