Soloraya
Jumat, 5 Agustus 2016 - 07:00 WIB

GUNUNG MERAPI : Pemkab Boyolali Gelar Kebut Gunung Merapi, Kenalkan Jalur Kartini

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Dok/JIBI/Solopos)

Gunung Merapi, Pemkab Boyolali memperkenalkan jalur kartini dalam lomba kebut Gunung Merapi.

Solopos.com, BOYOLALI–Sebanyak 684 atlet lari dan pecinta alam yang terbagi menjadi 171 regu bakal meramaikan event Kebut Gunung Merapi 2016, yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Minggu (7/8/2016).

Advertisement

Kebut Gunung Merapi adalah kompetisi lintas alam yang memadukan lomba lari dan mendaki di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Lomba ini bertujuan memajukan dan memasyarakatkan potensi wisata yang ada di Gunung Merapi.

“Peserta Kebut Gunung akan melintasi trek pendakian, mulai dari Lapangan Samiran sampai dengan lokasi tertinggi di Pasar Bubrah atau ketinggian 2.700-an mdpl, kemudian turun lagi sampai finish juga di Lapangan Samiran,” kata Koordinator Lomba Kebut Gunung Merapi 2016, Moch.Taat, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (4/8/2016). Rute sepanjang 9,3 kilometer itu harus ditempuh maksimal lima jam.

Menurut Taat, lomba lari dan mendaki pada Kebut Gunung Merapi fokus pada dua penilaian yakni kecepatan dan kekompakan regu. Satu regu yang terdiri atas empat personel harus selalu bersama-sama saat memasuki lokasi cek point. Di sepanjang rute itu ada empat lokasi cek poin yang pertama ada di Watu Belah, Pos II pendakian Merapi, Pasar Bubrah, dan di tebing jalur kartini.

Advertisement

Jalur kartini adalah jalur pendakian yang sudah lama ditutup. Dalam Kebut Gunung Merapi kali ini, panitia ingin memperkenalkan kembali jalur tersebut.

“Di jalur Kartini banyak sekali pemandangan yang cukup indah dan belum banyak dilihat pendaki saat ini,” ujar Taat.

Taat mengakui lomba Kebut Gunung Merapi adalah perlombaan yang cukup berisiko mengingat jalur yang dilalui adalah jalur pendakian. Untuk mengantisipasi kejadian selama berlangsungnya lomba, panitia melibatkan 50 orang tenaga medis yang akan disebar di sepanjang jalur lomba.

Advertisement

Kebut Gunung Merapi menjadi ajang nasional perdana yang diselenggarakan Pemkab Boyolali untuk membentuk branding Boyolali sebagai kota olah raga serta mengawali pengembangan pariwisata di Merapi. Peserta Kebut Gunung Merapi tidak hanya berasal dari Boyolali dan Soloraya, melainkan kota-kota lain seperti Jogja, Salatiga, Semarang, Kendal, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Bekasi, Jakarta, bahkan Makassar dan Gowa. Mereka memperebutkan total hadiah senilai Rp35 juta.

Ketua Tim Teknis Kebut Gunung Merapi, Imam Kadofi, menjelaskan ada beberapa aturan teknis yang harus ditaati peserta selama berjalannya lomba. Misalnya, dilarang istirahat atau tidur di jalur lomba, di larang merusak vegetasi apapun yang ditemui di sepanjang jalur, serta tidak boleh memotong jalur lomba karena bisa merusak vegetasi yang ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif