Jogja
Jumat, 5 Agustus 2016 - 03:40 WIB

CUACA EKSTREM : BMKG Jogja Imbau Nelayan Pantai Selatan Waspada Gelombang Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perahu nelayan yang terbalik di laut Selatan Girisubo Gunungkidul. (Istimewa)

Gelombang tinggi tidak hanya terjadi di wilayah DIY tetapi merata di sepanjang pantai selatan Jawa.

Harianjogja.com, JOGJA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja meminta nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di pantai selatan DIY mewaspadai gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi hingga akhir pekan ini.

Advertisement

“Tinggi gelombang di pantai selatan Jogja diperkirakan bisa mencapai 1,5 hingga 3,5 meter pada akhir pekan ini. Oleh karena itu, warga diminta tetap waspada,” kata Koordinator Operasional Pos Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono seperti dikutip Antara, Kamis (4/8/2016).

Menurut dia, gelombang tinggi tidak hanya terjadi di wilayah DIY tetapi merata di sepanjang pantai selatan Jawa hingga ke Samudera Hindia dengan ketinggian mencapai 2,5 meter hingga 3,5 meter.

Selain gelombang tinggi, masyarakat juga diminta mewaspadai angin yang diperkirakan bertiup dengan kecepatan antara lima hingga 15 knot di pantai selatan Jawa. Kecepatan angin meningkat menjadi 10 hingga 20 knot di Samudera Hindia.

Advertisement

Secara umum, lanjut dia, kondisi cuaca di DIY hingga akhir pekan ini cenderung berawan dan hujan ringan dengan suhu antara 22 derajat celcius dan maksimal 32 derajat celcius.

“Hujan dengan intensitas ringan diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir pekan ini karena masih ada pusat tekanan udara rendah di Samudra Hindia,” katanya.

Kondisi tersebut ditambah dengan suhu permukaan laut yang cenderung lebih hangat sehingga memicu munculnya konsentrasi awan pembawa hujan.

Advertisement

Secara umum, lanjut Joko, kondisi musim kemarau pada tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya karena pada tahun ini masih kerap terjadi hujan saat musim kemarau.

“Kami prediksi, tahun ini terjadi kemarau basah. Kondisi ini termasuk dalam kategori gangguan iklim,” katanya.

Tingginya potensi curah hujan pada musim kemarau juga meningkatkan potensi terjadinya angin kencang dan petir pada saat hujan. “Masyarakat tetap diminta untuk waspada,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif