SOLOPOS.COM - Dandim 0731/Kulonprogo, Letkol Arm Gunawan menyampaikan sambutan dalam acara launching bulan dana PMI Kulonprogo 2016 di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Rabu (3/8/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)
Stok darah Kulonprogo terus didorong tersedia.
Harianjogja.com, KULONPROGO — Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo berpendapat, kebutuhan darah di Kulonprogo memang semakin tinggi. Persediaan darah PMI dituntut selalu dalam kondisi aman. Hal itu untuk mengantisipasi situasi darurat, seperti saat terjadi kecelakaan atau persalinan dengan banyak pendarahan.
Dia mencontohkan, 30 persen persalinan di Kulonprogo terjadi secara tidak normal sehingga membutuhkan banyak darah untuk transfusi.
Uang Rp360.000 per kantong yang dikaitkan dengan jual-beli mendapat perhatian Bupati. Hasto pun menegaskan darah PMI tidak diperjualbelikan. Meski begitu, proses pengolahan darah sebelum dinyatakan siap transfusi membutuhkan biaya.
“Itu semua untuk bahan habis pakai dan biaya tes laboratorium,” ujar Hasto, Rabu (3/8/2016)
Ketua PMI Kulonprogo, Arif Prastowo menyampaikan bulan dana PMI Kulonprogo 2016 digelar selama tiga bulan terhitung sejak 15 Juli lalu. Dia berharap dana yang terkumpul lebih banyak dibanding 2015 kemarin sebesar Rp120 juta.
“Semua kegiatan pelayanan kepada masyarakat, sumbernya hanya dari bulan dana PMI,” kata Arif.
Sementara itu, Dandim 0731/Kulonprogo, Letkol Arm Gunawan mengatakan, bulan dana PMI hendaknya tidak hanya menjadi momen untuk mengumpulkan sumbangan dari masyarakat. Pesan berbagi harus tetap disampaikan agar menggugah kesadaran berempati antarsesama.
“Seluruh jajaran, termasuk di koramil kecamatan dan babinsa akan dilibatkan untuk mendukung bulan dana ini,” kata Gunawan yang juga berperan sebagai ketua panitia bulan dana PMI Kulonprogo 2016 itu.