Soloraya
Kamis, 4 Agustus 2016 - 21:15 WIB

BENDA BERSEJARAH BOYOLALI : Stupa Peninggalan Budha Tercecer di Nepen

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perangkat Desa Nepen, Teras, Muhtadi, menunjukkan stupa yang tergeletak di Dusun Kestalan, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali, Kamis (4/8/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah Boyolali, ada empat benda yang tercecer di Nepen, Teras.

Solopos.com, BOYOLALI–Sedikitnya empat benda peninggalan purbakala berupa bagian-bagian batu stupa masih tercecer di beberapa lokasi di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali.

Advertisement

Museum Boyolali pernah mengusulkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah agar dilakukan penggalian di lokasi keberadaan stupa saat ini, yakni ada di Dusun Kestalan dan Dusun Nepen. Namun, sudah bertahun-tahun tidak ada tindak lanjut.

Menurut Sejarawan Museum Boyolali, R.Surojo, stupa dan bagian-bagian stupa yang ditemukan di beberapa lokasi di Desa Nepen sejak beberapa tahun lalu, merupakan penemuan penting terkait peradaban kuno di Boyolali.

“Karena stupa di Nepen adalah satu-satunya temuan benda kuno yang berkaitan dengan peradaban atau peninggalan agama Budha. Sedangkan kebanyakan benda kuno atau situs candi yang kerap ditemukan di Boyolali adalah peninggalan Hindu,” kata Surojo, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (4/8/2016).

Advertisement

Berdasarkan penelitian tim BPCB beberapa tahun lalu, kata Surojo, stupa Budha di Nepen diketahui sebagai peninggalan abad IX. Berdasarkan cerita sejarah, komunitas Budha zaman dulu banyak tinggal di daerah Nepen, Teras. “Kalau sekarang komunitas Budha banyak di wilayah Ampel.”

Dari penelusuran Solopos.com, ada empat lokasi temuan stupa dan bagian-bagiannya. Satu stupa utuh dengan tinggi 1,5 m dan diameter sekitar satu meter berada di Dusun Kestalan dekat Umbul Nyamplung. Stupa tersebut bahkan sudah berlumut. Tiga bagian stupa lainnya berada di Dusun Nepen, dengan posisi tergeletak di kebun-kebun warga. Tiga bagian stupa yang ada di Dusun Nepen, diketahui sebagai roda terbuat dari batu dan baut batu berbentuk segi delapan. “Di sini ada tiga, tapi yang satu terpendam di tanah,” kata warga Dusun Nepen, Desa Nepen, Suwardi, 69.

Perangkat Desa Nepen, Muhtadi, menjelaskan keberadaan stupa di dua dusun itu sudah diketahui warga sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan, Muhtadi mengetahuinya sejak dia masih kecil.

Advertisement

“Batu stupa itu tetap saja di tempatnya, tidak ada yang berani mengangkat, menggali, apalagi mengambil. Katanya mau diambil petugas purbakala dari Jogja, tapi sampai sekarang malah terbengkalai di sini,” ujar Muhtadi.

Oleh masyarakat setempat, keberadaan stupa-stupa itu sering dikaitkan dengan cerita pewayangan Sombo Juwing. Sombo Juwing bercerita tentang Raden Samba yang melewati pasukan Raden Arjuna sehingga keretanya terguling. “Akhirnya roda-roda kereta dan baut jatuh berceceran, perhiasan jatuh jadi stupa,” kata Muhtadi.

Warga tidak bisa memastikan kebenaran cerita itu. Namun karena sudah ada sejak zaman nenek moyang, cerita itu dipercaya hingga saat ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif