Jogja
Selasa, 2 Agustus 2016 - 16:55 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : Ribuan Batang Tembakau Terjangkit Virus, Petani Merugi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pertanian Gunungkidul menghadapi masalah pada komoditas tembakau

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Sebanyak 7.500 hingga 8.000 batang tanaman tembakau milik petani di Desa wareng, Wonosari gagal tumbuh sempurna. Akibatnya, hasil produksi tembakau tak dapat maksimal sesuai dengan yang diharapkan petani.

Advertisement

Salah seorang petani tembakau Dusun Singkar 1,Desa Wareng, Kecamatan Wonosari, Samiyem mengatakan dari 25.000 batang tembakau yang ia tanam, sebanyak 8.000 batang tak dapat tumbuh secara maksimal. Hal tersebut terlihat dari bentukan fisik daun tembakau yang cenderung tak dapat mekar dengan lebar.

Kejanggalan bahwa tembakau akan gagal bertumbuh sudah terlihat sejak masa tanam di usia dua minggu. Samiyem mengatakan terdapat ciri-ciri utama yang menandakan bahwa tembakaunya terserang viirus.

“Di usia sekitar dua minggu tersebut, pucuknya sudah terlihat bengkok lalu daunnya jadi mengeriting,” kata dia, Senin (1/8/2016).

Advertisement

Samiyem menambahkan bahwa ia menanam batang tembakau di empat titik lokasi yang berbeda. Terdapat satu lokasi yang gagal di tanah seluas 3.000 meter persegi. Hal tersebut menurutnya sangat merugikan petani. Namun dengan daun tembakau yang gagal tersebut masih dapat dimanfaatkan meskipun hanya sebanyak 30% saja.

Ketika menjumpai permasalahan tersebut, pihaknya pun segera berkonsultasi dengan pendamping pertanian di lapangan. Hasilnya, diketahui bahwa tanaman tembakau terserang virus penyakit yang belum diketahui jenis dan obatnya.

“Kata pendamping petani, Virus itu tidak bisa diobati untuk saat ini, bisanya dicegah. Tapi kan sekarang sudah terlanjur mengeriting semua, otomatis tidak dapat mekar lagi. Anehnya, kenapa bisa menjangkit tanaman secara merata? Apakah virus bawaan dari padi yang ditanam sebelumnya, kami belum paham betul,” keluhnya.

Advertisement

Petani lainnya, Jumbadi saat dijumpai Harianjogja.com pun mengeluhkan hal yang serupa. ia mengatakan dengan kondisi tersebut ia mengaku pasrah. Pasalnya memang tak banyak yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan tanaman tembakau miliknya. Ia mengatakan petani tembakau pada tahun ini banyak menagalami kendala.

Selain hama dan penyakit, kemarau basah pun memberikan dampak yang cukup memusingkan para petani. Waktu menanam pun tak dapat ditarik mundur karena dikhawatirkan musim kemarau segera berakhir.

“Kalau menanamnya diundur, sebelum tiba masa panen malah sudah datang musim penghujan. Kan masa tanam tembakau itu tiga bulan, jadi tidak memungkinkan untuk diundur,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif