SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Senin, 1 Agustus 2016
Solopos hari ini memberitakan bahan pokok pengganti Raskin dijual di E-Warung
Solopos.com, SOLO – Penyaluran beras rakyat sejahtera (rastra) atau dikenal dengan raskin dan program keluarga harapan (PKH) digantikan dengan Kartu Bisa. Kartu itu digunakan untuk membeli empat bahan pokok di e-Warung Kelompok Usaha Bersama (Kube).
Kabar ini menjadi headline Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin (1/8/2016). Solopos hari ini juga mengulas Perebutan kue penumpang dalam bisnis transportasi jalur darat trayek Solo-Jogja kian ketat.
Simak cuplikan berita utama Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin, 1 Agustus 2016;
Simak cuplikan berita utama Harian Umum Solopos edisi hari ini, Senin, 1 Agustus 2016;
ANGKUTAN UMUM: Pemerintah Harus Intervensi
Perebutan kue penumpang dalam bisnis transportasi jalur darat trayek Solo-Jogja kian ketat. Dibutuhkan intervensi pemerintah pusat untuk menjaga dinamika persaingan bisnis agar berjalan tetap sehat.
”Bumel selama ini sportif dengan time table yang sudah disepakati. Parkir [menunggu penumpang] hanya lima menit di jalur dua. Beda dengan bus patas/lintas dari Jawa Timur. Mereka bisa sewaktu-waktu masuk ke jalur satu, tidak perlu patuh time table,” keluhnya saat ditemui Espos di terminal setempat, belum lama ini.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
BANTUAN SOSIAL: 4 Bahan Pokok Pengganti Raskin Dijual di E-Warung
Penyaluran beras rakyat sejahtera (rastra) atau dikenal dengan raskin dan program keluarga harapan (PKH) digantikan dengan Kartu Bisa. Kartu itu digunakan untuk membeli empat bahan pokok di e-Warung Kelompok Usaha Bersama (Kube).
Selama ini keluarga miskin menerima 15 kilogram raskin setiap bulan. Raskin diuangkan senilai Rp110.000 dan dikonversi dengan empat bahan kebutuhan pokok yaitu beras, gula, minyak goreng, dan tepung. Empat kota mulai menerapkan e-Warung yaitu Sidoarjo, Malang, Mojokerto, dan Makassar. Secara bertahap e-Warung akan didirikan di seluruh Indonesia dengan total 3.000 e-Warung.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
KASUS NARKOBA: Disebut Sensasi, Testimoni Freddy Tetap Dikaji
Testimoni Freddy Budiman yang disampaikan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar disebut hanya sensasi berkaitan dengan eksekusi mati. Meski begitu, Polri dan TNI tetap mengusut testimoni Freddy yang menyebut aparat ikut ”bermain” narkoba.
Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto yang menangkap Freddy menyebut testimoni Freddy hanya sensasi karena gembong narkoba itu telah dieksekusi mati. ”Haris Azhar tahu BNN maupun polisi tidak bisa konfirmasi ke Freddy. Kalau niatnya mau memberikan informasi kepada aparat harusnya saat Freddy masih hidup. Jangan saat Freddy sudah mati,” ucap Benny sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, Sabtu (30/7).
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com
POTRET KEMISKINAN: Dalam Gelap Mereka Menanti Bantuan
Berbagai bantuan sosial (bansos) diberikan pemerintah kepada keluarga miskin. Tapi tidak semua keluarga miskin tersentuh bantuan itu. Simak liputan wartawan Solopos, Tri Rahayu, di Harian Umum Solopos edisi hari ini.
Baca selengkapnya: epaper.solopos.com