News
Senin, 1 Agustus 2016 - 12:02 WIB

RESHUFFLE KABINET : Surat Terbuka Seknas Jokowi: Rizal Ramli "Samurai" Penantang Ahok di Pilkada Jakarta?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rizal Ramli (JIBI/Solopos/Dok)

Reshuffle kabinet meninggalkan pertanyaan. Rizal Ramli dicopot dan dirumorkan disiapkan jadi samurai penantang Ahok di Pilkada Jakarta.

Solopos.com, JAKARTA — Salah satu organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Seknas Jokowi melayangkan surat terbuka untuk mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Isinya mempertanyakan pencopotan Rizal Ramli yang selama ini dinilai ceplas-ceplos dalam berbagai kasus hingga rumor dirinya menjadi “samurai” penantang Ahok di Pilkada Jakarta 2017.

Advertisement

Dalam surat terbuka yang diterima Bisnis/JIBI, Senin (1/8/2016), Sekjen Seknas Jokowi, Osmar Tanjung, menyebut pencopotan Rizal adalah peristiwa di luar espektasi publik. Menurutnya, Rizal memiliki visi dan aksi yang sejalan dengan program Nawacita Jokosi.

Tanpa menghilangkan rasa hormat atas keputusan Presiden, Osmar merinci enam kegaduhan “putih” yang diciptakan oleh Rizal. Kegaduhan, yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Berikut isi surat terbuka tersebut:

Advertisement

Tanpa menghilangkan rasa hormat atas keputusan Presiden, Osmar merinci enam kegaduhan “putih” yang diciptakan oleh Rizal. Kegaduhan, yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Berikut isi surat terbuka tersebut:

Surat Sekjen Seknas JOKOWI : Rizal Ramli (RR), Musketeer atau Samurai

Bung Rizal Ramli yang saya hormati,

Advertisement

Walau harus diakui batin sebagian besar rakyat Indonesia bak disayat-sayat sembilu karena pencopotan Bung, publik merasa keputusan pencopotan adalah keputusan di luar ekspektasi (unexpected decision), terutama dalam kegaduhan putih yang terjadi ketika Bung menjabat Menko Maritim. Bagaimana tidak?

Khalayak melihat proses kegaduhan adalah proses pembelajaran berdemokrasi, uncovered story yang begitu terang benderang, cukup transparan terhadap beberapa masalah kekinian, memposisikan negara tidak boleh diatur oleh modal yang ini sejalan dengan program politik Jokowi-JK : Nawacita.

Menurut catatan saya, kegaduhan yang selama ini Bung buat, ada 6 (enam) kegaduhan putih yang mencerdaskan rakyat, seperti menolak rencana pembelian pesawat Airbus A350, dwelling time Pelindo II yang membuat Lino menjadi tersangka, proyek listrik 35 ribu megawatt, kilang gas Blok Masela, menolak keserakahan PT. Freeport yang kemudian menjadi perseteruan antar-mafia minyak dan terakhir moratorium Reklamasi Pulau G.

Advertisement

Rekomendasi yang menjadi kesepakatan bulat dari 3 kementerian itu (Menko Maritim, MenLHK dan Menhub) yang diterima Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, akhirnya ditolak, bahkan terakhir Ahok membuat surat ke Presiden Jokowi.

Saya tidak mau menduga-duga Bung. Konon katanya enam kegaduhan mengakibatkan pemodal lari dari Indonesia? Apalagi ada pendapat mistis jangan sampai kegaduhan mencapai angka tujuh. Wallahualam, karena saya bukan ahlinya.

Bung dikenal sejak dulu sebagai aktifis, pembela hak-hak rakyat, dan sosok anti-korupsi yang sangat tegas melawan siapa saja yang diniliainya bisa merugikan keuangan negara. Bung RR dikenal sebagai sosok yang senantiasa mengangkat kemulian dan derajat bangsa Indonesia. Bung juga dikenal punya integritas dan loyal kepada pimpinan. Saya yakin seyakin yakinnya bahwa setiap tindakan dan langkah Bung ketika menakhodai Menko Kemaritiman selalu berkonsultasi dengan Presiden Jokowi. Bagi saya ketika itu Bung adalah seorang musketeer yang percaya hati nuraninya demi keberhasilan program Nawacita dan demi terselenggaranya Tri Sakti Bung Karno sebagai ide dasar Nawacita.

Advertisement

Namun, timbul pertanyaan pada diri saya, apakah pencopotan Bung hanya sebuah upaya mendinginkan yang panas oleh Presiden Jokowi untuk kemudian mempersiapkan Bung pada penugasan lain yang lebih signifikan dalam pencapaian program Nawacita di Indonesia? Bagi saya, Bung RR sebagai seorang musketeer semestinya mendapat tugas baru dari Presiden Jokowi dalam mempercepat pencapaian program Nawacita dan demi terlaksananya Tri Sakti di Indonesia. Kenapa? Potensi Bung sebagai orang yang berpengalaman, yang sudah jatuh-bangun dalam menjalani kehidupan harus diberi kewenangan dalam pemerintahan Jokowi-JK untuk memimpin atau mengurusi pencapaian sebuah program Nawacita.

Sebagai Gusdurian, Bung percaya “life is like riding a bicycle, to keep your balance, you must keep moving”.

Di sini saya sedikit khawatir. Seorang musketeer yang percaya nuraninya jangan sampai menjadi seorang Samurai.

Lima hari belakangan ini, di medsos, media digital dan media lainnya, telah beredar nama Rizal Ramli untuk menjadi lawan tanding Ahok pada Pilkada DKI tahun 2017. Rakyat Jakarta mulai melihat lawan yang setimpal bagi Ahok yakni salah satunya adalah Bung Rizal Ramli. Jika ini terjadi, dan Bung mendengarkan suara Rakyat Jakarta, maka kekhawatiran saya menjadi benar, Bung akan menjadi Samurai.

Tapi…eh..tetapi, hanya Presiden Jokowi dan Ibu Megawati yang dapat mengembalikan Bung menjadi musketeer! Semuanya berpulang kepada Bung Rizal, Ibu Megawati dan Presiden Jokowi. Merdeka!!!

Tabik,

Osmar Tanjung/Sekjend Seknas JOKOWI

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif