News
Senin, 1 Agustus 2016 - 13:30 WIB

PILPRES AS : Hillary dan Ibu Mendiang Tentara Muslim AS Kompak Bantah Trump

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Hillary Clinton (telegraph.co.uk)

Pilpres AS kembali dipanaskan tudingan Trump terhadap diamnya ibu mendiang tentara muslim AS saat konvensi Parta Demokrat bersama Hillary Clinton.

Solopos.com, JAKARTA — Calon Presiden Amerika dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, menuduh rivalnya dari Partai Republik, Donald Trump, mengkambinghitamkan orangtua tentara AS beragama Islam yang tewas di Irak.

Advertisement

Trump dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada Minggu (31/7/2016) mempertanyakan kenapa Ghazala Khan, ibu dari tentara AS Kapten Humayun Khan, berdiri membisu di samping suaminya, Khizr Khan. Saat itu, suaminya menyampaikan pidato di konvensi Partai Demokrat di Philadelphia.

Trump menyebutkan sang ibu kemungkinan tidak diizinkan untuk berbicara. Clinton mengatakan, Trump telah menghina sebuah keluarga yang telah berkorban banyak untuk negara. Dia juga mengambil kesempatan itu untuk memperlihatkan perbedaan yang dianut agamanya dengan keyakinan Trump.

“Saya tidak membenci orang-orang dengan keyakinan yang berbeda atau yang tidak memiliki agama sekalipun. Tetapi saya khawatir dengan orang-orang yang mengkambinghitamkan warga Amerika lainnya, yang menghina orang lain karena latar belakang agama, etnis, dan ketidakmampuan mereka,” kata Clinton seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/8/2016).

Advertisement

Clinton menyebut hal ini bukanlah tentang bagaimana dia dibesarkan atau diajar di gerejanya. Dia juga menyebut, bahwa dirinya dan Tim Kaine, wakilnya, merupakan orang-orang yang memiliki iman.

Di tempat terpisah, pada Minggu (31/7/2016) Ghazala Khan melalui sebuah pernyataan di Washington Post menjawab tuduhan Trump, dan mengatakan sebelumnya suaminya telah menanyakan apakah dia ingin berbicara di konvensi. Namun, dia telah memutuskan bahwa tidak akan bisa berbicara di atas panggung, karena rasa sakit yang masih dirasakan atas kematian anakanya pada 2004 lalu.

“Donald Trump mengatakan bahwa saya mungkin tidak diizinkan untuk berbicara. Itu tidak benar. Ketika Trump berbicara mengenai Islam, dia sebenarnya tidak tahu apa-apa,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif