Masalah kemiskinan, Sragen masih menempati termiskian keempat di Jateng.
Solopos.com, SRAGEN–Angka kemiskinan di Sragen dari 2014-2015 turun 0,88%, yakni dari 14,78% pada 2014 menjadi 13,90% pada 2015. Posisi angka kemiskinan Sragen tersebut masih menduduki daerah termiskin peringkat keempat dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Data tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto saat memberi sambutan dalam acara halalbihalal mahasiswa penerima beasiswa sintawati di Ruang Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Sabtu (30/7/2016) lalu.
Sekda menyampaikan turunnya angka kemiskinan itu sebagai keberhasilan atas program-program yang digulirkan Pemkab Sragen, seperti pemberdayaan masyarakat, bantuan ternak, dan apa-apa yang memicu inisiatif masyarakat untuk memperbaiki taraf hidup mereka.
“Kondisi kemiskinan ini menjadi pekerjaan rumah kami bersama. Ketika angka kemiskinan menurun belum berarti kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin ikut turun. Angka gini rasio nasional mencapai 0,41. Artinya, setiap 10 orang di Indonesia, empat orang di antaranya pedapatan perkapitanya di bawah rata-rata,” kata Sekda.
Dia menjelaskan semakin tinggi angka gini rasio maka ketimpangan sosial juga semakin tinggi. Persoalan ketimpangan sosial ini, ujar Sekda, juga menjadi pekerjaan rumah Pemkab Sragen kendati angka gini rasio di Sragen belum dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sragen. Atas dasar itulah, Sekda mengajak generasi muda agar membangun jiwa dan badannya seperti yang diamanatkan para pendiri bangsa dalam lagu Indonesia Raya.
“Kami berharap angka gini rasio Sragen di bawah nasional dan di bawah Jawa Tengah. Angka ketimpangan dan angka kemiskinan harus dibedakan,” tutur dia.
Kepala Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen, Suyadi, untuk mengatasi ketimpangan sosial UPTPK menyajikan data yang akurat agar program pemerintah tepat sasaran dan kesejahteraan keluarga miskin meningkat. Dia melihat ketimpangan sosial itu disebabkan oleh kurangnya kepedulian si kaya kepada si miskin. “Kalau ada kepedulian sosial, saya kira ketimpangan sosial bisa ditutup,” tambahnya.