Jogja
Minggu, 31 Juli 2016 - 10:20 WIB

WISATA INDONESIA : Bappeda Kulonprogo Segera Petakan Batas Wilayah Penopang KSPN Borobudur

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Candi Borobudur dipadati wisatawan.. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Wisata Indonesia untuk rencana KSPN Borobudur terus dibahas secara detil

Harianjogja.com, KULONPROGO — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo segera memetakan batas-batas wilayah penopang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur, khususnya yang terletak di sekitar perbatasan kecamatan Samigaluh. Langkah tersebut menindaklanjuti adanya kesepatan mengenai kawasan penopang KSPN Borobudur di tiga wilayah, yaitu Salaman di Magelang, Bener di Purworejo, dan Samigaluh di Kulonprogo.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kulonprogo, Agus Langgeng Basuki, Jumat (29/7/2016). Dia mengatakan, Candi Borobudur merupakan cagar budaya yang juga dilindungi UNESCO sehingga ada ketentuan maksimal jumlah pengunjung. KSPN Borobudur membutuhkan penopang dari sekitarnya sebagai kawasan otorita dan koodinatif.

“Kawasan koordinatif belum ditentukan. Sedangkan kawasan otorita sudah disepakati meliputi tiga kabupaten, yakni Magelang, Kulonprogo, dan Purworejo,” ujar Langgeng.

Langgeng menjelaskan, perencanaan pengembangan kawasan otorita akan dilakukan bersama Pemda DIY. Namun, pengelolaannya nanti tetap melibatkan Borobudur. Kondisi berbeda diberlakukan terharap kawasan koordinatif yang pengelolaan dipegang Pemkab Kulonprogo meski tetap ada keterpaduan dengan KSPN Borobudur.

Advertisement

Langgeng menyatakan Bappeda Kulonprogo akan berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis terkait dalam waktu dekat. Menurutnya, Pemkab Kulonprogo perlu menegaskan batas-batas wilayah di Samigaluh yang bakal menjadi kawasan otorita, hingga tingkat desa dan dusun.

“Kami akan membuat peta, termasuk posisi-posisi yang menarik untuk melihat Borobudur serta potensi pengembangan wisata dan akses jalannya,” kata dia.

Langgeng menambahkan, program bedah menoreh tidak akan dihentiakan dan sudah selaras dengan KSPN Borobudur. Hal itu karena bedah menoreh sendiri salah satunya dirancang untuk mempermudah akses jalan dari bandara baru di wilayah Temon menuju Borobudur. Potensi wisata di perbukitan menoreh pun diharapkan menjadi semakin berkembang dan meningkatan angka kunjungan wisata.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif