Jogja
Minggu, 31 Juli 2016 - 13:20 WIB

KESENIAN TRADISIONAL SLEMAN : Pakem Seni Jatilan Harus Dipertahankan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu kelompok Kesenian Jathilan Putri meramaikan Pentas 24 Jam Non Stop Jathilan Sleman di Halaman Parkir Sindu Kusuma Eduprak Sinduadi Mlati yang berlangsung Sabtu (21/5/2016) hingga Minggu (22/5/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Kesenian tradisional Sleman terus dilestarikan.

Harianjogja.com, SLEMAN — Banyaknya kelompok kesenian jatilan di wilayah Sleman, dinilai positif oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman. Agar roh kesenian tradisional tersebut tidak hilang, Disbudpar akan melakukan ‘penertiban’ kelompok kesenian tersebut.

Advertisement

Kepala Bidang Kesenian, Disbudpar Sleman, Edy Winarya menjelaskan, penertiban tersebut dilakukan agar kelompok seni tersebut tetap bertumpu pada roh tradisi dan pakem-pakem penting di dalamnya. Dia menilai, selama ini ada beberapa pelaku kesenian jatilan yang terbilang mulai melupakan pakem kesenian tersebut dan tidak mengindahkan estetika.

Pihaknya menilai, banyak pelaku seni jathilan yang juga tidak memerhatikan tata cara mengenakan kostum yang benar. “Saat tampil dalam kegiatan non-formal, ada beberapa penabuh gamelan yang mengenakan celana jeans, berkaus, atau memakai baju lengan buntung. Ini kesannnya sembarangan,” kata Edy, Jumat (29/7/2016).

Pihaknya tidak membatasi setiap grup kesenian untuk berkreasi sesuai ide yang dimiliki. Hanya saja, kata Edy, pengembangan dan kreasi kesenian tradisional tersebut diharapkan tetap memegang pakem yang ada. Karena itulah, pihaknya akan melakukan ‘penertiban’ dengan memberikan pemahaman terkait tata cara pentas bagi grup kesenian di Sleman. Rencananya, kebijakan tersebut akan dibiayani dari Dana Keistimewaan DIY.

Advertisement

“Besaran dananya belum kami tentukan. Kami akan melibatkan pakar dalam sosialisasi tersebut. Langkah ini bukan berarti membatasi kreasi setiap grup untuk mengembangkan diri namun hal itu harusnya tetap berpegang pada tradisi,” tambahnya

Data terakhir Disbudpar Sleman menyebutkan, terdapat sekitar 1.300 kelompok seni di masyarakat. Dari jumlah tersebut, 350 kelompok merupakan kesenian jathilan yang muncul di 17 kecamatan. Di antara kelompok seni tersebut, masih ada beberapa kelompok yang tampil secara tradisional dan sebagian besar dilengkapi dengan kreasi baru.

Kepala Disbudpar Sleman  AA Ayu Laksmidewi mengakui, kesenian jathilan sudah semakin berkembang dengan berbagai modifikasi dan kreasi. Bahkan tdiak sedikit kelompok kesenian ini yang mengangkat tema cerita tertentu saat pentas. Begitu juga dengan tata gerak, musik hingga busana yang dikenakan dinilai lebih beragam serta tak monoton.

Advertisement

Satu sisi, kondisi tersebut dinilai menjadi satu cara agar kesenian tersebut terus dilestarikan di era modernisasi ini. Perubahan tersebut juga mampu menyedot minat generasi muda untuk terlibat langsung dalam mempertahankan tradisi tersebut. “Namun begitu, kami tetap berharap kelompok-kelompok seni jathilan tetap memperhatikan pakem dan kemurnian tradisinya,” harap Ayu

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif