Jogja
Minggu, 31 Juli 2016 - 11:20 WIB

KESENIAN TRADISIONAL BANTUL : Kampung Dolanan Butuh Sentuhan Pemerintah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anak-anak dari kampung Sawit dan kampung Krapyak Kulon mengenakan kostum ataupun aksesori dari tanaman pisang saat bertanding dalam sebuah lomba sepak bola pisang di Dusun Pandes, panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (23/11/2013). Liga Pisang yang mewajibkan semua tim yang bertanding bersama para suporternya mengenakan aksesori dari tanaman pisang itu merupakan bentuk edukasi kepada anak-anak akan ragam manfaat tanaman pisang baik sebagai makanan ataupun sarana untuk bermain. Perlombaan itu merupakan bagian dari Festival Kampoeng Dolanan yang akan digelar 29 November hingga 1 Desember 2013. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kesenian tradisional Bantul berupa Kampung Dolanan perlu dikembangkan lebih lanjut.

Harianjogja.com, BANTUL — Kampung Dolanan di Dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul membutuhkan sentuhan tangan pemerintah. Kampung Dolanan dinilai berpotensi menjadi tujuan wisata di Bantul.

Advertisement

Perlunya dukungan pemerintah terhadap Kampung Dolanan diungkapkan Wakil Ketua Komisi B DPRD Bantul yang membidangi masalah ekonomi dan pembangunan, Setiya. Menurut Setiya, Kampung Dolanan merupakan salah satu bentuk wisata pendidikan. Kampung Dolanan merupakan salah satu wilayah di Bantul yang sampai sekarang getol melestarikan permainan tradisional.

Dukungan pemerintah menurutnya dapat datang dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun Pemerintah Desa. Baik berupa dukungan anggaran maupun pengembangan wisata. “Pemerintah perlu mendukung Kampung Dolanan karena ada potensi wisata di sini,” kata Setiya, Jumat (29/7/2016).

Dewan menurutnya dapat mendukung dengan mendorong anggaran pembangunan mengalir ke kampung dolanan. Keberadaan Kampung Dolanan sejalan dengan misi Bantul saat ini yaitu Makaryo Mbangun Desa.

Advertisement

Potensi yang ada di kampung ini dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Panggungharjo. “Pemeliharaan dan pemasarannya penting untuk ditingkatkan,” tutur dia. Selain potensial di sisi wisata, Kampung Dolanan juga penting bagi pendidikan anak-anak masa kini di tengah derasnya pengaruh permainan dengan perangkat digital.

Sejatinya kata Setiya, banyak desa-desa di Bantul yang memiliki potensi seperti Kampung Dolanan. Tiap desa memiliki ciri khas tersendiri. Seperti kampung kuliner dan kampung budaya. Desa-desa tersebut juga potensial menjadi objek wisata baru yang akan berdampak pada kemajuan daerah.
Kepala Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan, selama ini Kampung Dolanan lebih banyak digerakkan masyarakat ketimbang sentuhan tangan pemerintah. Saat ini, Kampung Dolanan banyak dikunjungi anak-anak sekolah yang hendak belajar membuat permainan tradisional.

“Perhatian pemerintah masih sangat minim,” kata Wahyudi Anggoro Hadi. Saat ini terdapat enam perajin mainan tradisional yang masih bertahan di Dusun Pandes. Mereka memproduksi mainan tradisional seperti kuda kepang, wayang kertas, gamelan dan othok-othok.

Advertisement

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Bambang Legowo mengakui, pemerintah belum banyak berperan mengangkat Kampung Dolanan. “Karena pemerintah masih memprioritaskan pengembangan wisata yang lain,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif